CeritaDewasa "Tiduri Aku Ibu!!!" (BB 17+) TS bunda20 . 18-07-2013 13:22 . Kaskuser Posts: 205. View first unread Adit tidak bisa meneruskan kalimatnya, karena Dina mengangkat kakinya perlahan, sehingga kepala Adit berpindah ke bagian pinggir tempat tidur.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. CERPENSUAMIKU, ANAK ANGKATKUOleh Noer Ima KaltsumLima tahun sudah kesendirianku setelahsuami meninggal. Aku belum berniat untuk menikah lagi. Tidak mudah untuk mencari pengganti Ayah, sebutan untuk almarhum suami. Lagi pula aku juga harus berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan apa yang pernah almarhum inginkan dari Indra, anak angkat adalah anak angkat, sudah sebelas tahun ikut dengan keluarga kecilku. Sewaktu aku dan Ayah mengangkat Indra sebagai anak asuh, usia perkawinan kami belum genap satu tahun. Indra adalah salah satu murid sekolah kakakku, Mas Dani. Indra berasal dari keluarga tidak mampu, di mana kedua orang tuanya sudah meninggal dan Indra ikut neneknya. Ibunya Indra meninggal setelahmelahirkan adiknya Indra. Kebetulan sang ibu mengalami pre-eklamsia termasuk keracunan kehamilan. Tiba-tiba tekanan darahnya tinggi. Walaupun belum cukup umur, akan tetapi bayi itu harus segera dikeluarkan. Adik Indra hanya bertahan hidup selama 4 hari saja karena organ-organ tubuhnya belum sempurna. Sang ibu meninggal setelah berjuang keras 3 hari setelah adiknya genap satu tahun setelah kehilangan ibu dan adiknya, Indra juga kehilangan ayahnya karena meninggal setelah mengalami kecelakaan sewaktu bekerja di proyek pembangunan. Sejak saat itu, Indra diasuh neneknya. Kondisi keluarga Indra yang serba kekurangan, membuat Mas Dani iba dan menawarkan pada aku dan Ayah untuk pertama kali Indra ikut keluarga kecilku, dia masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Rupanya Indra adalah anak yang cerdas, santun dan sholeh. Aku dan Ayah mendidik dia menjadi anak yang sholeh. Sholat berjamaah, sholat sunah, puasa wajib dan puasa sunah, selalu dilakukan dengan suka cita. Kalau diperhatikan dengan seksama wajah Indra hampir sama dengan Ayah. Cara dan gaya bicaranya tidak jauh beda dengan Ayah. Bahkan dulu ada orang yang mengira kalau Indra adalah anak kandung selalu berharap Allah segera menitipkan anak pada kami. Aku dan Ayah tidak pernah putus asa dengan berbagai macam usaha dan ikhtiar untuk mendapatkan keturunan. Baik medis maupun non medis. Setelah lebih dari enam tahun, Allah belum juga menitipkan keturunan, aku dan ayah tetap berbaik sangka pada Allah dan mengambil hikmahnya. OoooSeperti pagi sebelumnya, Indra sudah menyiapkan teh manis padahal di rumah ada mbah Sanem yang membantu pekerjaan rumah kami. Tapi pagi ini sungguh aku kaget dibuatnya. Indra mengenakan baju koko milik Ayah. Aku melihat Indra seperti melihat suamiku lagi.“Mas Indra, kamu mirip Ayah.”“Benarkah mama?”Aku mengangguk memberikan penegasan. “Maafkan Indra, mama. Mama jadi sedih ya, ingat Ayah?!”“Tidak Mas. Sungguh mama tidak pernah menyangka, setelah lima tahun berpisah dengan Ayah tiba-tiba mama merasa bertemu Ayah lagi.”“Ma, tadi malam Indra bermimpi bertemu dengan Ayah. Beliau bilang Ndra, tolong jagain dan temani Mama. Waktu itu Ayah memakai baju ini, yang Indra pakai.”Aku benar-benar kaget dibuatnya, jantungku berdesir. Pantas saja Indra pagi ini mengenakan baju Ayah. Ya Allah, ada apa lagi dengan semua ini?“Ma, Indra mau menyampaikan hal yang semalam dibicarakan dengan Pakde Dani.” Indra mengalihkan pembicaraan.“Oya, tadi malam mama ngantuk sekali. Jadi tidak bisa menunggumu sampai kamu pulang dari rumah Pakde Dani. Rupanya pembicaraannya menarik dan serius ya…”“Indra sebelumnya minta maaf. Selama ini Indra sudah dibesarkan mama dan keluarga dengan baik. Indra sangat berhutang budi, tidak tahu dengan apa Indra akan bisa membalas semuanya. Belum sempat Indra membahagiakan mama. Semalam Pakde Dani membicarakan tentang perjodohan.”“Oya….?! Tanggapanmu, bagaimana?”“Pakde mau memperkenalkan Indra pada seseorang dengan syarat Indra setuju. Tapi kalau Indra tidak memberi jawaban ya, Pakde tidak akan pernah mempertemukan kami. Menurut mama bagaimana?”“Mas Indra. Jodoh itu bagi Allah sangatlah mudah. Mama yakin, Pakde tidak sembarangan memperkenalkan kamu pada seorang muslimah. Sama seperti ketika kamu dikenalkan pada keluarga mama dan Ayah. Waktu itu mama dan Ayah percaya saja pada Pakde Dani. Mama dan Ayah tidak perlu bertanya banyak tentang latar belakang kamu. Nyatanya, mama tidak salah menerima kamu.”“Indra takut mengecewakan mama dan almarhum Ayah.”“Mas Indra, Mama cukup bangga terhadap kamu. Kamu taat terhadap agama, taat pada mama dan almarhum Ayah. Bahkan kamu menuruti kemauan Ayah ketika Ayah menginginkan kamu memilih jurusan di fakultas Pertanian. Kamu ingat, kamu diterima di Perguruan Tinggi favorit tanpa tes. Ya, walaupun akhirnya Ayah tidak pernah melihat kamu kuliah karena seminggu sebelum kamu mengikuti Ujian Nasional Ayah meninggal dunia karena serangan jantung subuh itu.”Indra meraih tanganku.“Tapi Ma. Sebenarnya sudah ada orang yang special di hati Indra. Indra tidak berani bilang sama Pakde. Takut mengecewakan Pakde.”“Lo, itu hak kamu Mas Indra. Kamu boleh menolak.” Uff, ternyata Indra sudah memiliki seseorang. Aku tak bisa memaksakan diri. Ya sudah, kalau memang dia bukan Indra salah tingkah, menunduk.“Kalau begitu coba kenalkan pada Mama.”“Insya Allah suatu saat.” Jawab ada yang tidak mungkin bagi Allah. Dulu ketika aku mengemasi pakaian-pakaian almarhum Ayah, Indra sempat bertanya mau dikemanakan. Kujawab akan aku berikan pada orang lain yang membutuhkan. Ternyata Indra tidak mengijinkan pakaian-pakaian itu diberikan pada orang lain.“Biar Indra pakai saja Ma. Baju dan kaos Ayah masih bagus dan cukup bila Indra pakai.”Setiap hari aku melihat Indra seperti berhadapan dengan almarhum Ayah. Indra mirip dengan almarhum. Aku memang menjaga jarak dengan Indra. Kedekatanku dengan Indra saat ini jauh berbeda dengan ketika almarhum Ayah masih ada. Lama-lama perasaan ini tak lagi seperti perasaan ibu pada anaknya. Bagaimanapun Indra bukan anak kandung, dan tak memiliki hubungan apapun denganku. Mungkin wajar bila tiba-tiba dalam hati timbul perasaan, seperti waktu aku merasakan getaran bersama Ayah. Aku berusaha untuk menepis perasaan itu, tapi tidak bisa. Maka ketika Indra lulus dan setelah wisuda sarjananya, aku bilang pada Mas Dani. Lalu Mas Dani mengatur masuk kamar Indra ketika dia sedang memasukkan beberapa helai baju ke dalam kopornya. Ya, baju-baju Ayah dan sebagian baju Indra sendiri.“Mau ke mana, kok mengemasi pakaian?”“Bingung, Ma. Indra harus bilang apa pada Pakde Dani. Indra jadi serba salah. Tidak hanya pada Pakde tetapi juga Mama.”“Lo, kok sama Mama juga?”“Ma, Pakde memberi waktu pada Indra beberapa hari untuk berpikir. Indra mau menyendiri dulu, sambil memohon pada Allah. Agar Allah memberikan yang terbaik buat Indra. Tapi sebelum Indra pergi, ingin mengajak Mama makan di luar dulu” Indra mengajakku ke tempat warung makan lesehan langganan kami, sewaktu Ayah masih hidup. Ayam kremes, kesukaan kami bertiga pagi menjelang siang ini kami tuntaskan dulu, baru ngobrol santai.“Ma, Indra mau menyampaikan sesuatu. Tapi Mama janji dulu, tidak marah.”Aku mengangguk. Benar kata Indra, setelah Ayah meninggal menurutnya aku berubah. Mulai cara berpakaian di rumah dan Indra merasakan kalau aku menjaga jarak padanya. Indra cukup tahu diri. Bagaimana pun Indra bukan siapa-siapa. Sungguh di luar dugaanku apa yang diungkapkan. Beruntung dia memiliki pegangan agama yang Indra ada temannya yang menjadi teman selingkuh ibu tirinya. Cerita perselingkuhan lainnya yang terjadi antara menantu dan mertuanya. Memang setan akan menggoda manusia sedemikian rupa. Bila iman tak kuat, pasti akan masuk perangkap setan bisa terjadi pada siapa saja. Tentang perselingkuhan! Sesama teman sekantor, antara anak dengan orang tua tiri, antara anak dengan orang tua angkat, mertua dan menantu. Tapi tidak dengan aku. Tanpa Ayah, aku memang membatasi hubungan dengan Indra. Aku mulai dengan memakai pakaian penutup aurat dan kerudung yang besar-besar.“Ma, belum pernah Indra mimpi bertemu Ayah, kecuali malam setelah ngobrol dengan Pakde Dani. Indra benar-benar kaget, apalagi Ayah berpesan titip dan jagain Mama. Indra kan tidak selamanya berada di rumah itu. Kalau berumah tangga, Indra mungkin akan meninggalkan rumah itu. Tapi Indra mau mengungkapkan sesuatu. Mungkin nanti Mama menganggap Indra kurang waras, tak tau diri, atau apalah… Indra terima.”“Iya, Mama siap dengarkan kamu.”“Ma, sudah lama Indra menaruh hati pada…, ehm, gimana ya.”“Lanjutkan.”“Jatuh cinta pada orang yang umurnya jauh lebih tua dari Indra.”“Nggak apa-apa.”“Orang yang sudah berjasa pada Indra terutama pendidikan Indra.”“Teruskan.”“Merawat dan membesarkan Indra, memberi makan, memberi tempat untuk berlindung, memberikan sesuatu yang Indra butuhkan dan inginkan.”Aku menatap Indra tajam. Sebelum Indra menyelesaikan pembicaraannya, aku memotong.“Segera bilang pada Pakde Dani!”“Lo, Mama kan belum tahu.”“Mama sudah tahu arah pembicaraanmu! Mama sudah tahu siapa dia!”“Mama marah?”Aku tersenyum, menggeleng.“Berikan jawaban pada Pakde Dani, kamu mau bertemu sama Pakde dan katakan semuanya. Tapi kalau kamu akan menyendiri dan pergi dari rumah beberapa hari, Mama tidak melarang.”“Maksud Mama?”“Kamu sudah dewasa, Mas Indra. Kamu pasti tahu apa yang Mama maksud.” OooooTiga hari terakhir, setelah shalat subuh rasa kantuk yang teramat hebat menyerangku. Badan serasa lemas. Sampai-sampai aku terlambat ke tempat kerja. Malah kemarin aku sampai dijemput Indra karena tidak mengangkat telpon. Padahal saat itu aku sudah janjian dengan sekolah-sekolah yang mau mengunjungi kebun sebagai tempat wisata ini semakin malas saja untuk mengangkat kaki. Indra masuk kamar.“Masih ngantuk.” Kataku“Mama sakit ya? Ke dokter, Ma.” Indra kelihatan cemas.“Gak papa. Sepertinya ada sesuatu pada Mama.”“Aku takut ada apa-apa seperti Ayah dulu.”“Mama terlambat haid.”“Maksudnya?”“Mama positif hamil.”Indra berbinar. Aku memang beberapa hari merahasiakan keterlambatan ini, mau bikin kejutan. Pernikahanku dengan Ayah selama 6 tahun kami tidak memiliki anak. Sementara menikah dengan Indra, anak angkatku baru 3 bulan, Allah sudah mempercayakan kepada kami, buah cinta tulus kami. Alhamdulillah, lengkap sudah kebahagiaan kami…. OooooKaranganyar, 19 Nopember 2013 Lihat Cerpen Selengkapnya 1Origins 1 cerita-sex-gairah-ibu-angkatCerita Sex: Gairah Ibu Angkat - Ist Aku berusaha tetap netral Angkat kaki Angkat kaki. Contoh Ayat: Ibu sering menasihati saya supaya sentiasa memakai anak baju Streaming Bokep Video Mama Tiri Dan Anak 12,804 752 Pasang Iklan Innocence! keluhku Nemu Cewek Mabuk 2 years ago 6,620 244 0 2 years ago 6,620
Perkenalkan namaku Andre. Aku hidup di keluarga biasa saja di sebuah kota yang berjarak sekitar 100 km dari ibukota propinsi. Ayahku seorang Guru dan ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Kakakku seorang perempuan yang kini kuliah semester 3 di perguruan tinggi ternama di negeri kami berdua memang agak jauh. Aku sendiri masih duduk di kelas VI SD. Kehidupanku seperti anak biasanya, hanya saja mulai akhir kelas V ada sesuatu yang aneh terjadi. Aku sesekali ngompol tetapi yang kukeluarkan bukan air kencing tetapi sesuatu berwarna putih yang mempunyai bau khas. Karena takut atau malu aku tidak menceritakannya pada yang aneh juga, kemaluanku sering berdiri ketika melihat wanita-wanita cantik. Apalagi yang usianya jauh di atasku. Tidak jarang ibu-ibu. Mungkin aku mengidap Oedipus complex ya. Tapi kala itu aku masih tidak tahu apa-apa, pernah juga aku melihat burungku ketika berdiri, kutarik kulup burungku ketika berdiri sehingga bagian dalamnya tersembul lingkungan rumahku aku mempunyai seorang teman dekat. Namanya Arifin, kami setingkat dalam sekolah akan tetapi berbeda tempat. Rumahnya juga tidak seberapa jauh, hanya beda 5 rumah saja. Ayahnya seorang tentara yang sering dinas keluar kota. Kamis sering bermain dan belajar itu minggu pagi, di lingkungan kami diadakan kerja bhakti menyambut musim hujan yang sudah tiba. Aku tidak mengikutinya, hanya bermain dengan si Arifin di teras rumahnya. Ibunya juga sibuk menghidangkan kopi dan snack sebagai ganti suaminya yang tidak ikut karena dinas di luar kota. Tidak kusadari aku memperhatikan bu Iskandar, ibunya Arifin ketika lewat sambil membawa gelas dan mug sisa kopi.“Heh, ndelok’i opo Ndre? Heh, Liatin apa kamu? Tanya Arifin mengagetkanku. “Nggak Fin, ga opo-opo” Nggak kok Fin, Nggak apa-apa jawabku. “Halah, koen nek ndelog ibuku mripatmu koyok arep mencolot” Ah, kamu kalo liat ibuku matamu kayak mau copot gitu ujarnya lagi. Aku hanya tersenyum. “Eh, kapan koen arep sunat Ndre?“Eh, kamu kapan mau di khitan Ndre? tanyanya lagi. “Embuh Fin, wedhi aku, jarene loro” Nggak tau Fin, aku takut, katanya sakit jawabku. “Lha koen dewe kapan?” Lha kamu sendiri kapan? tanyaku balik. “Lho nek aku wis mari yo.. biyen jarene pas aku umur 2 taun” jawabnya. Lho, kalo aku sudah, dulu katanya waktu aku umur 2 tahun “Iya ta?“tanyaku lagi. “Iyo, malah manukku wis iso metu pejuh’e” Iya, malah burungku dah bias mengeluarkan mani jawabnya. Pembicaraan kami terhenti ketika bu Is lewat. “Fin, aku nang pasar yo. Ojo nang endi-endi, aku ga gowo kunci” Fin, aku ke pasar ya, jangan kemana-mana, aku ga bawa kunci ujar bu Iskandar kemudian berlalu.“Eh, pejuh iku opo Fin?” Eh, mani itu apa tanyaku. Akhirnya temanku itu menjelaskannya dan bisa kutarik kesimpulan bahwa yang kukeluarkan ketika mimpi itu adalah pejuh Sperma alias air mani. “Berarti pelimu wis iso ngaceng yo Ndre?” Berarti burungmu sudah bisa berdiri ya Ndre Tanya Arifin sambil mengangguk. “Edan koen Ndre, jare ibuku, iku baru iso nek wis sunat, tapi koen during sunat wis iso.. eh wis tau coli ta” tanyanya. Gila kamu, kata ibuku hal itu baru bias kalo kamu sudah dikhitan, tapi kamu belum, eh udah pernah onani ta?”Opo iku” jawabku. “Liane mimpi, pejuh iku iso ditokne dewe, ga ngerti ta?“Selain lewat mimpi, mani itu bias dikeluarin sendiri, kamu tahu nggak? Tanya temanku itu. Aku hanya menggeleng. “Beh, wenak Ndre rasane.. aku yo ketagihan, meh ben dino aku ngene” Wah, enak Ndre rasanya, aku juga ketagihan, hamper tiap hari aku ginian jawabnya sambil menunjukkan tangannya yang mengadegankan dari temanku itu aku tau cara onani yang akhirnya jadi bagian dari kehidupan masa kecilku. Suatu hari, ketika itu liburan Cawu II aku bermain di rumahnya Arifin. Setelah lelah bermain monopoli, kami pun ngobrol. Entah kenapa tiba-tiba arah pembicaraan kami ke hal yang berbau sex. “Eh, koen nek coli sering mbayangne sopo Fin?“Eh, kamu kalo onani sering membayangkan siapa? tanyaku. Temanku itu tersenyum. “akeh Ndre, hamper semua ibu-ibu di sini tau dadi imajenasiku” Banyak Ndre, hampir semua ibu-ibu disini pernah jadi bahan imajenasiku jawabnya sambil tersenyum. “Berarti ibuku yo tau Fin” Berarti ibuku juga pernah? tanyaku. “Yo jelas lah Ndre.. ibumu iku top! Susune guedhe, sering ga gawe BH kan yo” Ya jelaslah Ndre. Ibumu itu top banget, payudaranya besar, sering ga pakai BH kan ya? jawabnya lagi yang membuatku cemberut. “Halah, ga usah ngamuk Ndre.. koen yo paling sering mbayangne ibuku” Halah, nggak usah marah Ndre, kamu juga paling sering membayangkan ibuku ujarnya lagi.“He eh.. iya” jawabku menyadari kenyataan. “Nek susune ibuku cilik Ndre” Kalo ibuku payudaranya kecil Ndre ujarnya lagi. “Kok weruh koen?” Kok kamu tahu pancingku. “eh, aku sering ngintip ibuku adhus” Iya aku sering ngintip ibuku waktu mandi jawabnya sambil setengah berbisik. “Gendeng kon” Gila kamu kehidupan masa kecilku, normal-normal saja sampai ketika aku memasuki kelas 1 SLTP. Aku dan Arifin masih tidak satu sekolah sekolah. Hingga suatu hari terdapat acara di sekolahku sehingga baru pukul pagi semua siswa dipulangkan. “Pak Mo, ga mungkin jemput kl jam segini” pikirku. aku pun berjalan kaki langkahku ketika mendekati rumah Arifin, temanku. Pandanganku tertuju pada becak pak Mo yang terparkir di depan rumah. Lingkungan kami memang tergolong sepi kalau pagi hari. Banyak yang bekerja meskipun itu para ibu-ibunya. Pak Mo itu sendiri adalah tukang becak yang biasanya antar jemput aku dengan Arifin di kampung sebelah. “Mungkin si Arifin juga udah pulang” pikirku. Aku segera mampir ke rumah yang sepi itu. Tidak ada tanda-tanda ada pemiliknya. Pak Mo sendiri memang sering diminta tolong warga sekitar untuk membantu bersih-bersih atau hanya sekedar mengangkat sampah atau membeli elpiji. Karena pintu utama terkunci aku akhirnya ke samping rumahnya Arifin yang tembus di bagian belakang rumah terdengar suara di salah satu kamar yang biasanya digunakan Bu Is setrika. Entah kenapa saat itu aku penasaran. Aku berjalan seperti maling, mengendap-endap menuju asal suara itu. Pintu ruangan itu sedikit terbuka. Suara itu semakin jelas. Suara seperti orang kepedesan dengan nafas yang aku terkejut ketika melihat bu Iskandar sedang menaiki tubuh pak Mo yang tergolek beralaskan tikar. Pinggul wanita yang masih memakai daster itu bergoyang maju mundur kadang-kadang diputarnya. Mulutnya meracau. Sedangkan pak Mo tidak melepas seluruh bajunya hanya celananya saja yang saat kemudian desahan bu Is semakin kencang. “SSStttsss… ooccchh… aku arep metu pak… aku arep metu pak… ooocccchhhhhh” SSStttsss… ooccchh… aku mau keluar pak… aku mau keluar pak… ooocccchhhhhh jerit bu Is.. tubuhnya mengejang, kepalanya sampai menengadah. Matanya saat kemudian tubuh bu Is ambkruk di sebelah pak Mo. Baru itu kemaluan pak Mo terlihat jelas. “Ayo pak, ndang tokne wis”Ayo pak, cepet keluarin wis kata bu Is dengan suara berat. “Ojo suwi-suwi.. aku wis metu kok” Jangan lama-lama, aku dah keluar/klimaks kok kata bu Is sambil mengakangkan kedua kakinya ketika pak Mo berlutut di menyibakkan dasternya sampai ke perut sehingga bagian kewanitaan bu Is sekilas terlihat olehku yang lalu tertutup tubuh pak Mo yang menindihnya. Hanya beberapa menit kulihat pak Mo pun mencapai puncak kenikmatannya. Sejenak mereka terdiam. Aku yang menyaksikannya semakin terangsang. Itu pertama kali aku melihat adegan kedua orang itupun berdiri. Kulihat kemaluan pak Mo yang masih terbungkus kondom itu sudah mulai melemas. “Buang kondomnya jauh ya pak” ujar bu Is sambil menyerahkan celana pak Mo supaya lelaki itu cepat memakainya. “Inggih bu” Iya bu sesaat kemudian pak Mo beranjak. “Jangan lupa tutup pintunya pak” pesan bu Is yang tidak dijawab oleh lelaki kemudian aku mulai bingung, bagaimana kalo wanita itu mengetahui keberadaanku di sana. Tapi sejenak kupikir, kenapa aku yang bingung, harusnya wanita itu yang bingung karena aku tahu perselingkuhannya dengan pak Mo. Kemudian aku mendengar suara orang mandi yang pasti bu Is. Aku segera melompat keluar rumah itu segera tetapi di jalan aku bertemu si Arifin yang berjalan pulang. “Eh, koen yo is mulih?” Eh, kamu dah pulang tanyanya. Untung saja si Arifin tidak tahu apa yang terjadi di rumahnya. “Iyo, tak pikir koen yo wis mulih, mau arep mampir tapi ga sido”iya, tak piker kamu juga udah pulang, tadi mau mampir tapi nggak jadi Is memang agak terkejut melihat kedatangan kami. Tetapi ia tampak cepat menguasai keadaan. Situasi seperti biasanya. Sesekali kulihat bu Is, membayangkan tadi apa yang dilakukannya dengan pak Mo. Aku yang sejak tadi terangsang semakin bingung. Tetapi yang jelas, aku ingin sekali seperti pak Mo pun tahu tingkah lakuku yang aneh. “Kon kok koyok wong bingung ae Ndre” Kamu kok kayak orang bingung sih Ndre? Tanya Arifin. Akhirnya setelah berpikir lama aku nekad mengambil secarik kertas. Tanpa sepengetahuan Arifin, aku menulis sesuatu di kertas itu. Sambil alasan ke kamar mandi kuserahkan secarik kertas itu pada bu Is yang sedang menyetrika.“Dibaca ya bu” ujarku langsung berlalu menuju Arifin di ruang tengah. Sekitar lima menit kemudian bu Is masuk, sekelebat menyerahkan kertas padaku. “Fin, angkatno klambi nang setrikoan gih” Fin, Tolong angkat baju dari ruang setrika ya perintah bu Is. Arifin menurut langsung beranjak. Kesempatanku untuk membaca kertas balasan bu Is.“aku tahu apa yang bu Is sama pak Mo lakukan tadi” loh ini kan tulisanku tadi. Setelah kubalik, ternyata jawabannya ada di situ. “Tolong jangan bilang siapa-siapa. Apa maumu?” aku segera membalasnya. “Aku pengen seperti pak Mo” tulisku singkat. Kemudian bu Is keluar kamar menoleh ke arahku yang segera ku serahkan secarik kertas itu lagi yang langsung dibawanya ke bagian belakang lama Arifin pun datang. Lama wanita itu tidak member jawaban. Aku semakin berdebar. Sampai akhirnya waktu normal sekolah pulang, aku segera pamit. Takut dicari oleh ibuku. Ternyata ketika aku pamit pulang, wanita itu menyerahkan kembali kertas kepadaku. “Iya, nanti malam kamu nginep sini ya” jawaban yang membuatku Pikirku. Hari itu terasa panjang sekali. Terasa lama sekali hari beranjak malam. Hingga akhirnya setelah maghrib, aku pamit ke ayahku. “Pak, aku nginep di rumah Arifin ya, belajar bersama” pamitku setengah takut. “Iya. Eh, biar ibumu Tanya dulu ke bu Is” jawab ayahku kemudian menyuruh ibuku telpon bu hati girang aku melangkah ke rumah tetanggaku itu. Malam itu aku akan merasakan nikmatnya seks. Dan bu Iskandar yang akan melakukannya denganku. Walhasil aku tiba di rumahnya. aku tidak konsen lagi dengan belajarku. Yang aku pikirkan adalah bagaimana nanti. Bu Is sudah memberiku isyarat setelah Arifin berdetak cepat, hingga pukul 10 malam, si Arifin akhirnya benar-benar tertidur. Dengan sabar aku tunggu setengah jam kemudian aku gerak-gerakkan pelan tubuh temanku itu. Ia tetap terlelap. Perlahan aku beranjak keluar dari kamarnya. “Arifin wis turu Ndre” Arifin udah tidur Ndre Tanya bu Is ketika aku menutup pintu mengangguk. “Kuncien” Kunci pintunya ya perintahnya yang segera kulakukan. “ayo” ajak wanita itu pelan. Aku mengikutinya yang menuju kamar belakang. Kututup pintu kamar itu setelah kami berdua berada di dalam. Di kamar itulah aku melepas keperjakaanku. Bu Iskandar dengan sabar dan telaten mengajariku pun berlalu. Hubunganku dengan bu Iskandar pun masih terjaga dan akupun menjadi satu-satunya pemuas bu Is ketika 2 bulan lalu pak Mo memutuskan untuk merantau ke Malaysia. Sejak saat itu seks menjadi bagian penting dalam hidupku. Hingga suatu ketika di pertengahan kelas 1 SMP, lagi-lagi semua siswa di sekolahku dipulangkan karena semua dewan guru aku senang, tetapi mengingat pak Iskandar masih di rumah. Pikiran untuk meminta “jatah” dari bu Is pupus. Aku pun segera pulang belum pukul 9 pagi aku sudah sampai di pintu pagar rumahku yang tumben tidak terkunci. Pintu utama ruang tamu pun terlihat sedikit terbuka. Tanpa pikir apa-apa aku segera sepasang sepatu yang diletakkan di dalam ruang tamu membuatku terkejut. Dan aku sepertinya mengenali sepatu tersebut. Perlahan aku masuk ke dalam rumah. Kulihat TV hidup tanpa ada yang melihat. Dimana gerangan ibuku. Perlahan kucari di bagian belakang rumah, dapur, kamar mandi dan kamar orang tuaku pun tidak tertuju pada kamarku yang pintunya tidak tertutup sempurna. Dengan perasaan curiga aku dorong pelan pintu kamarku sehingga sedikit terbuka. Betapa terkejutnya aku ketika melihat apa yang tejadi di dalam kamarku. Kulihat ibuku sedang mengulum kemaluan temanku Arifin yang berdiri bersandar di meja masih memakai baju tapi celana SMP nya berserakan di lantai. Ibuku yang kala itu rambutnya diikat dengan lahap menjilati batang kemaluannya Arifin yang merem melek keenakan. Kaos ibuku juga sudah terlepas sehingga tubuh bagian atasnya hanya tertutup BH hitam yang salah satu cupnya terlepas sehingga payudara kiri ibuku yang besar itu tersembul keluar.“Gila!” Ingin segera aku masuk dan menghentikan perbuatan mereka. Tapi aku berubah pikiran. Aku ingin melihat permainan terlarang mereka. Terus terang, hal itu juga membuatku terangsang. Diam-diam aku juga mengidolakan ibuku. Tidak jarang aku membayangkannya ketika onani. Mungkin ini juga kesempatanku untuk bisa mencicipi saat kemudian ibuku berdiri lalu melepas celana dalamnya tanpa melepas rok yang dipakainya. Ini saatnya aku masuk. “Ibu… arifin !” kataku pura-pura terkejut. Tidak kalah terkejutnya mereka sampai-sampai kepala temanku itu terantuk meja belajarku. Cepat-cepat mereka berusaha memakai kembali pakaian mereka.“Nggak Ndre.. ini… anu…” gumam ibuku bingung. “Anu Ndre… maaf..” Arifin pun berkata sambil menutupi bagian kemaluannya. “Loh kok malah berhenti sih? aku ganggu ya” ujarku lalu masuk ke dalam kamar dan menaruh tasku. “Lanjutin aja bu, nanggung tuh” kataku lagi. “Nggak Ndre… Nggak” jawab ibuku sambil memakai kaosnya.“kalo nggak dilanjut, malah aku nanti bilang bapak lo” kataku. “Jangan Ndre” arifin menyela. “Yo ndang Fin… kenthu’en ibuku!” Ayo cepet Fin, setubuhi ibuku! jawabku. “Ndre.. tolong” kata ibuku memelas. “Iya bu, lanjutin aja.. kalo nggak malah aku bilang ke bapak.. kalo lanjutin dan aku liat, aku nggak bakal bilang siapa-siapa” berdua sejenak saling memandang. “ayo Fin” akhirnya ibuku menyetujuinya dan langsung melepas rok dan celana dalamnya. Kemudian ia membaringkan tubuhnya di tempat tidurku. Dengan agak ragu Arifin berjalan kearah tempat tidur. “Ayo” kataku lagi. “Iya Ndre” jawabnya pelan lalu menaiki tubuh ibuku yang menyambutnya dengan mengekangkan kedua kanan ibuku meraih batang kemaluan Arifin dan mengarahkannya ke bagian kewanitaannya. Dengan sekali dorong batang kemaluan Arifin langsung masuk ke dalam vagina ibuku. Setelah membetulkan posisi masing-masing, si Arifin mulai memompa tubuh ibuku. Aku lalu duduk di sebelah kepala ibuku sambil gerakannya kayaknya si Arifin ini nggak sekali dua kali sudah menyetubuhi ibuku. Mulut ibuku mendesah, nafasnya tersengal, matanya terpejam. “Bu, aku nanti juga mau ya” bisikku di telinga ibuku. Mata ibuku terbuka dan memandangku. Kuraih tangan ibuku dan membimbingnya ke batang kemaluanku yang sudah mengeras seperti si Arifin mempercepat gerakannya. Sepertinya ia akan mengalami klimaks. “Fin, tokno njobo!” Fin, keluarin spermamu diluar kataku. Ia mengangguk. Beberapa detik kemudian ia mencabut batang kemaluannya dan langsung mengocoknya. Beberapa detik kemudian kemaluannya temanku itu memuncratkan air maninya di atas tubuh ibuku yang my time, pikirku. Aku lalu melepas celana yang kupakai. “Jilat dong bu… masak cuman punya Arifin yang dijilat” kataku. “Iya Ndre” jawab ibuku kemudian duduk dan mulai menjiati batang kemaluanku. Kemudian aku berusaha melepas kaos yang masih dikenakan ibuku. Wanita itu tanggap. Ia menghentikan kulumannya dan melepas kaos serta BH yang ia telanjang bulat. “Masukin ya bu” kataku pelan. Aku segera membaringkan tubuhku di ranjang. Tanpa diminta lagi ibuku segera menaikiku dan memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang vaginanya. Tanpa banyak bicara wanita itu langsung menggoyangku dengan cepat. Terasa enak sekali. Sengaja aku jebol pertahananku sendiri agar dikira belum pernah melakukan hubungan banyak omong, ibuku langsung keluar kamar dengan membawa seluruh pakaiannya. Tinggal aku dan Arifin yang sama-sama terdiam. “Maaf ya Ndre” akhirnya kata itu keluar dari mulut Arifin. Aku hanya tersenyum. Dalam pikiranku, ia tidak tahu kalau sebenarnya aku juga sering tidur dengan ibunya. “Mulai kapan Fin?” tanyaku. “sebulanan Ndre. Ini yang keempat” jawabnya pelan. “Berarti disik aku Fin, hehe” Berarti duluan aku Fin jawabku lalu tersenyum. “Maksudmu ndre” tanyanya bingung. “Aku mulai 2 bulan kemarin” jawabku lagi. “Apanya” Tanya Arifin semakin penasaran. “ibumu, hehe” jawabku sambil menunjukkan tanganku yang menggenggam tanda persetubuhan. “Gendeng koen!” iyo tah!?” Gila kamu! Iya ta? jawab Arifin sambil mendorong tubuhku yang disusul oleh senyumku

NikmatML Ibu Pacarku "Cerita Dewasa" - Kali ini Berita-U akan berbagi cerita dewasa yang berjudul "Nikmat Ngentot Ibu Pacarku".Cerita ini khusus buat teman-teman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18+. Cerita ini lumayan Hot dan lumayan membuat Konak. untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini.

Saya adalah salah seorang pemudausia 32 tahun. studi S1 di salah satu kota terkenal di selesai kuliah saya pernah berpacaran dengan seorang gadis anak sederhana, dandari keluarga yang pas pasan. Dia sendiri sudah ditinggal oleh bapak danibunya. Sekarang dia tinggal dengan bibinya. Saya sebut saja namanya ica. Icaberhenti sekolah SLTP kelas dua. Selama saya pacaran dengan ica banyak hal yang telah kami lakukan termasuk berhubunganintim. Memang sangat menyenangkan, apalagi ica orangnya sangat baik, cantik danmengairahkan. Setelah saya mendapat tawaran kerja di luar pulau jawa, tepatnyadi papua. Saya tidak dapat bertemu dan berkencaan lagi dengan ica. Dengankehidupan seperti ini, berjauhhan hati serasa masih satu sedangkan tuntutanbadaniah ternyata berbeda. Ica akhirnya memiliki seorang pacar baru sedang sayahanya dapat menerima kenyataan dengan pasrah. Hari berganti hari kabar dari icapun saya terima bahwa dia mengaku dirinya telah hamil oleh pacarnya dansekarang telah hilang entah kemana. Sangat menyedihkan nasipnya. saya tergugahdan saya bersedia merawat dia dan bayinya. Saya meminta dia untuk merawatbayinya sampai saya kembali dan akan memeliharanya. Setiap bulan saya menanggungbiaya mereka berdua. Dengan memberi nafkah sebagai seorang bekas pacar. Setelahsaya kembali ke jawa, saya bertemu dengan ica dengan memperkenalkan danmenunjukan bahwa anaknya seorang cewek, cantik dan baru berusia 10 membelikan sebuah rumah buat merekatinggal dan saya sendiri juga menikah dengan gadis pilihan saya. Saya tidakbisa memungkiri betapa saya sangat memprihatinkan nasip ica. Dikala senggangsaya datang berkunjung dan melihat keadaan mereka. Saya seperti seorang ayahsaja bapak saja terhadap mereka, padahal saya hanya membantu mereka. Waktuberjalan dan suatu hari ica menyatakan akan pergi dan mau menitipkan anaknyapada saya. Setelah pergi saya baru tahu kalau dia pergi dengan seorang cowokbarunya. Dan meninggalkan anaknya yangg saat itu baru berusia 3 th. saya jadiserba salah. Harus ngapain. Sedangkan untuk membawa dan menunjukan ke istrisaya tidak berani. Saya akhirnya mencarikan seorang pembantu buat anak ica. Dansaya mengatakan bahwa meta adalah anak saya dan saya meminta dia merawat karnasaya sering bepergian keluar kota untuk usaha dan bisnis. Sambil kadan kalasaya menginap dan datang kesana untuk melihat keadaan meraka. Hari bergantihari sambil menjalani hidup saya telah memiliki anak dari istri saya bernama sendiri selama ini tahunya bahwa saya adalah ayahnya. Saya sendiri kalauada waktu menyempatkan diri untuk merawat meta, mulai dari mengajak bermain danmemandikanya. Saya dan meta sering mandi bareng. Dan tanpa saya sadari metasemakin besar dan tumbuh menjadi anak yang cantik. suatu saat sewaktu saya mandibareng meta. Saya sangat merasa lain dalam diri saya. Meta dengan usia 9 th,betul betul membuat saya berpikir aneh. Saya memandikanya dengan lembutmenyabuni dan saya tidak sadar saya meremas dan mengelus elus kemaluanya. Halitu membuat saya terangsang dan kontol saya seketika bangun. Hal itu dilihatoleh meta karna memang posisi kita sama sama telanjang. Dan hal itu sebelumnyatidaklah memalukan bagi kami. Dengan kejadian itu, meta sering kali memintasaya memandikannya dan meminta saya untuk mengelus elus memeknya. Saya kira halitu sangat menyenangkan Be continued…
MengisiKesepian Ibu Tiri. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Saat aku kelas 2 SD, ibu memutuskan untuk bercerai dengan ayah. Alasannya karena tabiat ayah yang suka berselingkuh. Ibu akhirnya memutuskan untuk menjadi TKW. Awalnya aku tinggal dengan nenek dari ibu, tapi dua tahun kemudian, aku ikut ayah karena nenek meninggal.
Petang Hari Dengan Isteri Aku sampai ke rumah sekitar jam 6. 30, aku ketemu isteri, Nuniek, di teras dan minta dia bikinin kopi. Aku buru-buru masuk kamar mandi yang ada dikamar utamaku, bilang sama dia kalo kebelet pipis, padahal aku mau ngecek kalo ada bekas-bekas lipstick atau apa lainnya dari Bu Henny atau Bu Yanti tadi pernah ketahuan sekali ada bekas lipstick di bajuku dan kami ribut sekitar 1 minggu. Aku mandi air panas dari shower sekitar 10 menit. Badanku jadi segar kembali. Aku lupa enggak bawa handuk jadi keluar dari kamar mandi telanjang. Sedang aku cari handuk, isteriku masuk kamar terus bilang"Bugil, nich ye. Sini, aku cariin handuk". Dia ambil handuk, dikasihkan ke aku, tapi tangannya sempat memegang kontolku sambil ngomong"Yang beginian aja koq banyak yang nyari". Deg, aku kaget dalam hati. Apa dia tahu lagi aku menyeleweng? Apa dia tahu hari ini aku masuk motel sama cewek? Apa Bu Yanti udah telepon dia? Aku masih diam dan takut ketahuan, ketika isteriku bilang"Kopinya udah Mas, mumpung masih panas diminum, ada lumpia sama cake juga tuch". "Iya, iya", kataku. Aku pakai celana pendek CD juga dan kaos oBLong dan ke ruang keluarga minum kopi dan menikmati snack, sambil baca koran sementara isteriku menemani, juga Diah, teman isteriku. Sekitar jam 7. 30 aku masuk kamar, bilang mau tidur dulu. Aku betul-betul cape, habis seharian ngerjain dua perempuan masing-masing dua kali lagi. Aku terlelap. Aku terbangun ketika merasakan ada tangan halus menggerayangi kontolku, aku buka mata eh isteriku duduk diranjang dan cepat sekali mencopot celana pendekku sekaligus CD ku dia langsung sedot kontolku dia kulum dia jilat-jilat kepala kontolku biji pelerku. Ini betul-betul kejutan karena sudah lama sekali dia enggak pernah ngoral aku. Tapi aku juga khawatir jangan-jangan dia mau bikin ngaceng kontolku terus memotongnya, karena aku ingat kata-kata dia waktu ngambilin handuk tadi"Yang beginian aja koq banyak yang nyari". Aku jadi waspada, tetapi itu enggak terjadi, malah sesudah sekitar 5 menit isteriku ngoral kontolku, langsung dia buka semua pakaiannya, kaosku juga dibukain dan dia jongkok diatas kontolku, nafsu sekali dia, dia pegang dan masukin ke vaginanya, dia main atas menghadapku sekitar 7 menit, ganti posisi membelakangiku tanpa mencabut kontolku persis seperti Bu Yanti tadi siang, dia menurun-naikkan pantatnya kencang sekali, penuh gairah yang enggak biasa-biasanya. Karena rahasia keluarga, aku enggak ceritain detilnya, yang jelas sesudah sekitar 20 menit aku masih bisa keluarin pejuh meski cuma beberapa tetes. Sesudah selesai, isteriku dengan lembut sekali membersihkan kontolku, dia sendiri kemudian ke kamar mandi, terus tiduran diatas dadaku, dia elus-elus dadaku, dikecupnya bibirku. Aku sangat heran dengan perlakuannya yang sudah lama sekali enggak dia berikan padaku. Akhirnya dia bilang"Mas, aku mau cerita dan minta sesuatu ke Mas. Tapi sangat rahasia, Mas". "Ada apa, Niek? Kalo bisa, ya kenapa enggak?". Dengan suara lembut akhirnya isteriku buka rahasia, kalo dia meminta aku memberikan kehangatan buat Ibu Diah. Bu Diah, teman isteriku, umurnya 42 th, punya anak 1 dan suaminya lagi tugas belajar diluar negeri sudah 1 th tinggal 1 th lagi. Dulu Diah diajak suaminya ke LN enggak mau, dia memilih ambil MM bidang IT Information Technology di satu universitas di Jakarta, dengan izin cuti panjang dari perusahaannya di Solo. Selama di Jakarta, dia banyak tinggal di rumah kami, meski sering bolak balik Jakarta-Solo menengok anaknya yang diasuh orang tua Bu Diah. Aku tahu dia rajin sekali belajar dan cari data dari banyak instansi, juga mengakses internet untuk mendapatkan data maupun pengetahuan IT yang modern dari universitas di Jepang, Amrik juga Inggris. Dia juga sangat rajin senam, fitness maupun BL, beberapa kali aku temanin dia jogging di Senayan. Dia selalu anggun dengan BLazer dan mobil kecil yang dibawanya dari Solo, meskipun dirumah selalu santai dengan pakaian longgar. Memang bodynya aduhai sekali, ditambah kulitnya yang mulus kencang. Payudaranya kelihatan kencang, pinggulnya bagus dan pantat bulat padat. Tapi aku enggak pernah mikirin Bu Diah yang aneh-aneh. Waktu aku kelihatan bengong mendengarkan permintaan isteriku, isteriku bilang kalo Bu Diah sendiri yang memintanya, sudah beberapa kali dengan pertimbangan2 mendalam. Bu Diah selama ini mencoba menahan hasrat sexualnya melalui kegiatan-kegiatan belajar, senam, fitness, BL, tapi keinginan bersanggama enggak bisa dihilangkan. Bu Diah onani, tapi enggak puas juga. Waktu suaminya belum ke LN mereka paling sedikit sehari sekali ML. Bu Diah juga punya teman deket selama belajar di Jakarta, dia pikir apa mau ngajak mereka ML. Tapi akhirnya Bu Diah memilih aku, karena dianggap bisa menjaga rahasia, demikian juga isteriku, tanpa Bu Diah dan suami serta keluarganya kehilangan nama baik di masyarakat. Isteriku sendiri bilang kalo tidak keberatan. "Itulah Mas, ceritanya. Kalo Mas mau, malam ini aku atur acara sama Ibu Diah. Tapi terus terang tadi aku kerjain Mas, soalnya aku mau duluan sebelum Bu Diah kerjain punya Mas ini", kata isteriku sambil tersenyum nakal sambil memegang kontolku. Aku masih diam saja, enggak percaya sama permintaan yang enggak masuk akal ini, tidur sama Ibu Diah yang sama sekali nonsense menurutku. Petang Hari Dengan Ibu Diah Kami makan bertiga, aku duduk diujung meja dengan isteri disebelah kananku dan Ibu Diah disebelah kiriku. Pemandangan biasa sehari-hari. Tapi kali ini, bukan lagi biasa. Aku makan cukup banyak. Sesudah makan, Ibu Diah mau kupasin mangga, tapi isteriku bilang"Nggak usah Bu, biar aku aja. Ibu temanin Mas aja". Kami di meja makan sekitar 30 menit. Kecuali cerita bohong kalo aku cape sekali kena macet dijalan dan banyak kerjaan harus ke Cikarang ngecek inventory disana, aku banyak diam, tapi pikiranku mulai ngebayangin Ibu Diah yang memang cantik, anggun, berwibawa dan sexy, aku bayangin gerakan2nya kalo fitness, kalo senam ringan waktu pantatnya nungging, waktu jogging buah dadanya goyang-goyang. Ibu Diah suka dansa, dia juga bisa tari Jawa. Enggak terasa lutut kaki kiriku menempel ke kaki kanan Bu Diah dibawah meja dan ini mulai menimbulkan sensasi sexual yang menggairahkan. Sesudah selesai makan, isteriku bilang"Ibu keatas dulu ya, siapin VCD, kita karaoke bareng-bareng. Aku mau benahin ini dulu", kata isteriku yang cepat membersihkan meja dll karena pembantu kami cuman kerja siang hari aja, jadi kami cuma bertiga kalo malam hari. Isteriku memang baik sekali, dia juga siapin vitamin h. n dan i. nggak boleh sebut merek kan? supaya aku perkasa, dia tersenyum waktu nyuruh aku minum, mungkin dalam hati dia bilang"Nih biar kuat, tadi kan cuma ngecret aja". Kami bertiga berkaraoke ria di kamar keluarga diatas. Suasana santai yang diciptakan isteriku, lagu-lagu yang kami nyanyikan bersama, benar-benar memberikan kelegaan, keriangan dan kedekatan hatiku dengan Bu Diah. Rasa cape-cape hilang semuanya. Aku duduk ditengah diapit Nuniek dan Ibu Diah di sofa besar yang empuk, kadang-kadang berdiri waktu nyanyi, sekali-sekali makan cake dan minum coca cola yang disediakan isteriku. Ada sekitar 1 jam acara karaokean ini, terus isteriku ngusulin kita melantai aja, dia pilih lagu-lagu berirama walts seperti Tenneese Waltz, The Last Waltz dan sejenisnya. Isteriku mula-mula ajak aku dansa, dia seakan demonstasikan didepan Ibu Diah gimana pasangan suami-isteri dansa sambil berpelukan erat, pipi menempel, tangan meraba pantat dansa yang pelan merangsang. Sesudah 3 lagu, kemudian dia suruh aku gantian sama Ibu Diah sambil berbisik"Sekarang Mas sama Bu Diah ya. Aku ikhlas sekali, Mas". Aku enggak perlu lagi menjawabnya, karena aku memang sudah ingin mendekap Ibu Diah. Aku dekatin Diah, aku ajak dia dengan senyum yang Bu Diah balas dengan senyum manis sekali, aku rangkul kemudian langkah kakiku dan Bu Diah mengikuti waltz demi waltz yang enggak terputus, karena udah disetel sama isteriku. Awalnya aku belum rapat memeluk Bu Diah, mungkin aku ragu dan dia juga malu-malu, tapi aku mulai merasakan kehangatan tubuh indah ini, body tinggi dengan porsi atletis, lekuk-liku yang artistik sekali, Hemm, Bu Diah memakai parfum yang merangsang seperti yang dipakai Bu Yanti tadi. Aku yang Cuma pakai celanda pendek dan kaos, juga Bu Diah dengan short ketat dan kaos pendek tanpa beha berpelukan erat dan semakin erat, kepalanya bersandar di bahuku, payudaranya menempel ketat di dadaku, pantatnya yang besar keras aku rapatkan sambil terus aku elus-elus, barangnya yang cembung menempel dikontolku yang keduanya hanya dibatasi celana. detak jantungku bertambah kuat, nafas menderu panas. Aku lihat isteriku udah enggak ada lagi, dia sangat baik memberikan kesempatan kami mereguk kehangatan. Sambil kaki masih mengayun enggak karuan lagi mengikuti irama lagu, aku copot kaosku dan aku juga mencopot kaos ketat Bu Diah. Bukan main Semua cewek hari ini kalah sama Bu Diah, susu Bu Henny kalah besar, payudara Bu Yanti kalah kenyal, juga isteriku tentu saja. Aku masih meneruskan ayunan kaki, tapi bibir ini mulai mencium buah dada Bu Diah hingga dia mengerang, aku kulum pentilnya yang masih kecil mungkin dulu dia enggak nyusuin anaknya warnanya kemerahan. Aku enggak tahu lagi apa musik masih mengalun apa enggak, tangan ini mulai meremas buah dada yang indah sekali itu mengelus perutnya yang kecil meraba dan menekan pantatnya yang besar keras aku tempelkan kontolku kencang sekali keshort ketatnya yang membentuk cembung karena vaginanya Di atas ada kamar yang cukup besar, aku ayunkan Bu Diah dengan langkah pelan kedalam sambil berpelukan erat, aku hidupkan AC dan aku melantai atau lebih tepat mengadu badan didepan kaca besar. Aku nikmati tubuh indah melalui kaca, aku rasakan kehangatan nafas Bu Diah, aku hirup wangi tubuhnya wangi wanita yang minta dipuaskan syahwatnya. Bu Diah kelihatan malu waktu melihat dirinya di kaca, dia alihkan pandangan ketempat lain. Aku sengaja lama-lamain kemesraan ini, sekaligus memulihkan kondisiku alias mengembalikan keperkasaan kontolku setelah minum vitamin dan obat kuat dari isteriku tadi. Ibu Diah pasrah tapi enggak mau pro-aktif, mungkin masih malu, dia biarkan aku berbuat apa saja menggerayangi lekuk-liku tubuhnya dan kemudian melucuti short dan sekaligus CD nya kaki yang indah, paha yang berisi. Aku renggangkan pelukan dan pandang tubuh indah Bu Diah, dia malu. "Mas, jangan dilihat gitu ach", sambil dia merebahkan badannya ke aku. Aku peluk dia, aku cium dan aku balikkan kearah kaca. "Mas, malu ah Mas", kata Bu Diah waktu melihat tubuhnya telanjang bulat di kaca. Tapi aku perkuat rangkulanku sambil meremas buah dadanya, aku cium lehernya dan tanganku yang lain meraba-raba pusat kewanitaannya yang berambut tipis tanganku kuat memegang pahanya aku buka selangkangannya, aku telusuri vaginanya yang kenyal aku elus belahannya. "Mas. udah Mas.", kata Bu Diah dan memang aku merasakan cairan hangat keluar dari vaginanya. "Aku keluar Mas". Dia mulai gemetar, lalu aku angkat dia ke ranjang besar. aku rebahkan dan lagi aku raba-raba vaginanya. aku elus itilnya. aku lihat merah sekali. Bu Diah cepat-cepat menutupinya, tapi aku angkat lagi tangannya karena aku mau menikmati pemandangan 'apem Solo belah tengah' yang gurih ini. Aku sengaja enggak mau ngoral dia, aku sentuhkan jariku pelan-pelan ke itilnya. Bibir kemaluan Bu Diah semakin basah. Aku enggak tahan lagi, aku lepas celana pendek dan CDku aku naik ke atas dan aku arahkan kontolku yang ngaceng keras itu kelubang kemaluan Bu Diah aku tekan sekali dua kali belum masuk, akhirnya tangan Diah membantu mengarahkan ke lubang kemaluannya yang sempit sekali, dan akhirnya BLees kepala kontolku menembus kemaluan Bu Diah yang rapet, sesak rasanya. Aku maklum vagina Bu Diah udah setahun enggak kemasukan kontol jadi kaget tapi senang sekali apalagi tadi aku bilang kepala kontolku memang besar meski panjang kontolku biasa-biasa aja. Aku sadar siapa yang aku setubuhi, maka aku beraksi gentleman cara halus aku pakai aku tusuk pelan tapi mantap ada mungkin 5 menit ketika Bu Diah berbisik"Mas cape ya? Biar aku yang kerja". Bu Diah ambil alih kendali senggama, dia goyangkan pantatnya enggak terlalu cepat, tapi dia kerja dengan tenaga dalamnya otot-otot vaginanya mencengkeram erat kontolku memiji-mijit batang kemaluanku, aku betul-betul keenakan, jarang sekali perempuan bisa empot-empot ayam seperti Bu Diah. Isteriku pernah coba, tapi enggak lagi sesudah punya anak, beberapa cewek bisa empot-empot ayam, yang terlama dan terkuat aku ingat Mbak Rita cewek Kuningan yang aku pernah aku entotin tiga kali. Aku enggak perlu keluar banyak energi menyetubuhi Bu Diah, aku naik turunkan kontolku pelan-pelan dan dalam-dalam di lubang senggama Bu Diah, sementara empot-empot vaginanya terus mengurut-urut batang kontolku sedangkan mulutku menyedot buah dada putih besar bagai hidangan yang harus dinikmati, tangan Bu Diah memelukku erat, tangan kananku meremas bokong dia dan angan kiriku menahan berat badanku. shhssh, sshh. desis Bu Diah terus menerus ada sekitar 10 menit, lalu Bu Diah mengerang"Maas, aku keluar lagi Maas.". Aku cium keningnya, bukannya Bu Diah melemah tapi dia pindahkan kedua tanganku dikiri kanan mepet buah dadanya dan tangan dia dua-duanya memegang sandaran ranjang Bu Diah keluarkan tenaga dalam lebih hebat lagi pantat memutar teratur sekali lebih keras dan, empot-empot-empot-empot vagina Bu Diah lebih sering dan lebih kencang memijat-mijat kontolku. "Maas. aduuh.", Bu Diah orgasme lagi, tapi pantatnya terus berputar dan empot-empotnya enggak berhenti berhenti. Kontolku dengan kuat aku gosokkan kekiri-kanan bibir vaginanya, aku senggol-senggolkan ke itil Bu Dian sementara aku senang sekali pandangin wajah Bu Diah yang merem melek, mulut terbuka agak lebar aku jawab haus gairah Bu Dian dengan tusukan-tusukanku kejantananku, aku penuhin dahaga syahwati Bu Diah dengan sodokan-sodokan kemaluanku yang kuat, aku bikin Bu Diah menggelinjang mengerang penuh nikmat birahi. "Aah. aah. aahh.", erangan erotis Bu Diah yang semakin keras sampai akhirnya aku tumpahkan air maniku dalam-dalam ke vagina Bu Diah. "Mas. Maas. Maas.", jerit kecil Bu Diah sambil kakinya mancal-mancal dan dia tarik aku, dia gigit leherku. Airmaniku ternyata cepat direproduksi, cairan kelaki-lakianku banyak masuk ke vagina Bu Diah, pejuh kental hangatku memenuhi hasrat terpendam kewanitaan Bu Diah, dia puas Agak lama aku masih benamkan kontolku di vagina Bu Diah, aku enggak mau lepaskan keajaiban bersenggama dengan Bu Diah, begitu juga Diah masih menjepitkan vaginanya kekontolku dengan merapatkan pahanya. Kami berdua diam, tersenyum penuh makna, kemudian Diah meneteskan air mata. Aku hapus airmata itu dan aku berbaring disampingnya, aku belai dia. Lama juga Bu Diah diam menenangkan diri sebelum dia bangkit, mengecup bibirku dan bilang"Mas tiduran aja, ya". Dia masuk ke kamar mandi yang juga ada di lantai atas, dia bersihkan diri sekitar 5 menit dan ke ranjang lagi, membersihkan kontolku dengan handuk kecil yang sudah dibasahin, mesra sekali dia perlakuan atau pelayanan dia, sesudah selesai, dia merangkul aku, aku sun keningnya, kami berbaring berpelukan. "Mas, Mas Hikam betul jaga rahasia ya. Aku cuman percaya sama Mas Hikam dan Mbak Nuniek". "OK, sayang. You can trust me", kataku sambil mempererat dekapanku. Kami berdua telanjang berpelukan, buah dadanya menempel dadaku, kaki kiriku ditindih kaki kanannya, kaki kananku menindih kaki kirinya. pikiranku melayang-layang penuh kepuasan, janganlah kenikmatan ini berlalu "Ibu Diah, wanita sempurna luar dalam, cantik, pinter, gesit, pakar di ranjang", akhirnya aku tertidur. ceritadewasa romantis. cerita eksebisionis. cerita gairah tante. cerita hot skandal. cerita mesum pelajar. cerita nafsu pemerkosaan. cerita ngewe pembantu. cerita panas pesta sex. cerita sange wanita berjilbab. cerita seks abg. cerita sex bersambung. cerita sex perawan. cerita tabu keluarga. cerita ter hot tukar pasangan.

Sebelum melanjutkan CeritaDewasa saya ingin bercerita sedikit tentang reaksi saya melihat ibu menyusui sebelum cerita ini bermula, Entah kenapa setiap melihat ibu menyusui saya jadi kepengen ikut nyusu, dan akhirnya keinginan itupun tiap sore beberapa minggu ini,kegemaraanku untuk bersepeda ke lingkungan tempat tinggalku muncul kembali. Kesehatan memang salah satu alasan kenapa hal ini sering aku lakukan sekarang, namun ada alasan lain yang kemudian menjadi alasan utamaku yaitu seorang cewek atau lebih tepatnya seorang ibuRumah tangga/tante di salah satu Dewi, begitulah aku sering dengan tinggi 168cm, berwajah khas orang kota gudeg dan padat berisi khas seorang ibu-ibu muda jaman sekarang. Aku,Dana, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi ternama di aja Cerita dewasa nya ya?Saat aku bersepeda, aku selalu bertemu dengan mbak dewi, dia selalu menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun di sebuah SDdekat rumahku sambil menyuapi makanan ke anaknya. Dan sering pula aku memergoki mbakDewi sedang menyusui anaknya tersebut,pemandangan itulah yang membuat saya sangat betah untuk melihatnya. MbakDewi tanpa malu-malu menyusui anaknya di tempat umum dan dilihat olehku. Sering pas aku melihat prosesi tersebut, dia malah tersenyum ada tanda-tanda sesuatu ini pikirkuDasar otak ngeres, yang dipikir pasti yang itu-itu aja.. heheMalah kadang aku ngerasa dia sengaja memamerkan payudaranya kepadaku, yaitu waktu menyusui kadang dia membuka hampir separuh kancing bajunya sehingga telihat dua buah dadanya yang mengkal itu. Dan setelah beberapa lama aku baru tahu kalo ukurannya34C. BH yang dia pakai tiap hari selalu membuatku merasa bahwa payudaranya semakin hari semakin merangsang saja. Kadang hitam, pink, merah, biru, ungu dan yang paling aku suka yaitu bentuk BH yang mempunyai renda. Hot banget ketika, aku beranikan diri untuk berbincang dengannya. Hari itu dia sedang memakai baju seperti baju tidur berwarna biru laut dengan rok longgar berwarna putih. Masih kayak anak muda aja deh walau umurnya telah menginjak kepala kabar mbak?? lagi asyik ngapain ne??tanyaku ini dek, biasa nyuapin Didi sambil jalan-jalan sekalian nyari udara segar sore hari, lanjutnya..wah sehat banget keliatannya mbak anaknya,pasti makannya banyak ya?ga juga si Dan, Cuma nyusunya itu loh,kenceng banget. timpalnyaOtakku yang ngeres langsung de mengarah ke hal yang iya iya wah susu yang mana ne mbak?? tanyaku sambil tersenyum susu botol dan susu ini. sambil dia memegang payudaranya wah mau dong mbak minta susunya, biar aku juga sehat. Hehehe sambil cengenges2an..wah susu yang mana ne dan,klo susu botol kan ga mungkin toh kamu uda yang ini ya??sambil senyum juga mbak Dewi iniWuiihberani juga ne mbakDewi, langsung aja de gue jawabh dengan ketawa juga emang bole ya mbak??Tiba-tiba si Didi merengek dan minta susu keIbunya.. bentar ya Dan, Didi minta tetek dia buka kancing baju 3biji dan ngeluarin kedua teteknya yang masih terbungkus BHwarna hitam berenda itu. Wah pucuk dicinta ulam pun tiba, akirnya bisa ngeliat dari dekat prosesi ini. Tetek mbak Dewi sangat indah ternyata, apalagi BH yang dipakai sangat kontras dengan kulitnya yang kuning langsat dan yang paling aku sukai BHnya berenda cuy. yes yes yesBegitu teteknya terbuka satu,langsung de si Didi menyerobotnya dengan cepat dan menghisap dengan sayang, nanti tersedak lho sambil mbak Dewi mengocok-ngocok teteknya yang sudah dikenyot anaknya jadi mupeng ne, putingnya yang coklat dan agak besar sempat terlihat sekilas oleh yang dibawah sudah mulai berontak ne,gawat batinkuWaktu itu kami berada di pinggir lapangan sebuah SD, tepatnya di tempat duduk di luar kelas yang terletak dipojokan gedung. Mbak dewi tiba-tiba meminta anaknya untuk berganti posisi agar anaknya mengenyot tetek yang satunya.uda abis mungkin yang kiri??Tetek yang uda selesai diisep anaknya dibiarkan menggantung bebas, Duh otong uda ga kuat ne, uda berdiri tegak didalam celana dan membuat aku jadi salting. Mbak dewi ternyata melihat gelagat anehku kenapa Dan?? tanyanyaDengan terkaget aku menjawab anu.. emm.. eh ngga papa kok bohong kamu Dan,kamu pengen ya??Duh makin tegang aja dengan pertanyaan seperti ini. Tapi karena amin telah mengalahkan iman maka akupun jawab emangnya bole ya mbak?Nanti ada yang marah?ya asal ga rebutan sama Didi ya ga bener-bener beruntung ne hari ini. maksudnya Mbak? sok sok belagak bego ne memutar-mutar teteknya yang sebelah kiri dia bilang ayo sini aja,masih ada satu pelan pelan ya, si Didi mau tidur ni kayaknya aja gua deketin mbakDewi, pertama-tama gue masih ragu, namun dia terus menarik tanganku untuk menyentuh bukit yang indah malu Dan, sambil menyentuhkan tanganku ke buah dadanya itu..Ku elus-elus tetek itu dengan lembut, seru juga ya mainin tetek cewek yang menyusui sambil ada anaknya yang sedang netek. ukurannya itu lho, manteb gan!! Waduw kayak threesome aja,tapi yang satu masi kelamaan remesanku terhadap teteknya ternyata membuatnya ON, terus gue beranikan untuk mencium putting yang imut di sebelah sana aja yuk? dengan menunjuk sebuah pelataran kecil di pojok gedung dengan lokasi agak ke belakan. wah seru juga ne tempatnya..ayo mas dilanjut lagi. Ajaknya mbak dibuka aja de bajunya,biar lebih leluasa. pintakuAkirnya dia membuka baju itu dengan mudah karena tinggal beberapa kancing saja yang belum terbuka. Dengan BH yang masih menempel diatas teteknya, aku mulai mengisap,memilin, menjilat dan memainkan dengan lidahku. Tanganya mulai bereaksi terhadapku,menelusurlah tangan kirinya ke dia mengelus dari luar,kemudian tak berapa lama telah masuk ke dalam celana kolorku. Di tempat itu, terdapat sumur dengan sedikit lantai kering berbahan beton yang hangat karena terkena sinar matahari seharian. Dengan perlahan aku rebahkan dia di lantai tersebut dengan Didi masih mengenyot teteknya yang kanan tanpa terusik memintaku melepas celana dan baju yang kupakai sehingga hanya tertinggal celdam GTman ku yang menempel. Langsung akupun rebahan di samping mbak Dewi sambil saling juga ciumannya, lidah kami saling bertemu, mulut pun beradu sambil tangan kiriku bergerilya di dalam aku mencium bibir dan teteknya itu sambil tangan kiri mengelus gundukan kananku tak mau kalah mulai melepas kaitan BH yang masih menempel itu. Mbak Dewi juga makin liar mengelus dedekku dari luar celana dalam, kemudian karena tidak puas dia masuk ke dalam celana dalamku dan mengelus+mengocok dedekku.. mantap bener rasanya,namanya juga uda pengalam kali ya?Dan, mbak ga bisa bangun ne,jadi tolong bukain celana dalammu ya?Langsung kubuka celana dalamku sambil dia tersenyum menatapku, ketika terlepas, menyembullah dedek yang sudah tegang banget Dan? punya suami mbak aja kalahDedek ku masih standar dengan ukuran 17cm,namun gendut dari pangkal ke si mbak? tanyaku..mbak, aku bole minta diemut ga dedeknya?Sambil senyum dia mengangguk tanda mengiyakan. Aku arahkan dedekku ke mulutnya,dan langsung dijilati pelan-pelan sampai dia menelannya. Tanganku tak mau menganggur,aku raih tetek yang kanan dan dengan sedikit susah payah aku jangkau celana dalamnya yang berwarna hitam berenda pula,kemudian aku lepaskan namun dengan rok yang masih terpakai. Sambil terus menjilat dan mengulum dedekku, aku terkagum melihat vaginanya yang tercukur mulus dengan bibir merah dan sedikit menjulurkan kulitnya keluar,langsung saja aku memposisikan diri membentuk angka perlahan aku menjilat bibir vaginanya,aku julur-julurkan lidah ini kedalamnya secara perlahan. Sengaja aku memancing nafsunya agar terus naik, terlihat dari cara dia mengulum dedekku yang semakin dengan kenceng ddedek ini sampai tertelan semuanya, wah hebat ne,dedekku sampai bisa ditelan abis mulai ikut campur dengan lidahku, mulai aku masukkan sedikit ujung telunjukku ke missV nya dengan terus menjilat,aku ga mau merusak vagina yang indah ini dengan tanganku. Hanya dedekku yang hanya boleh masuk lebih dalam mbak dewi yang terangsang dengan aksiku terdengar cukup keras, untung daerah tersebut sepi dan jarang dilewati orang. Anaknya, Didi,gak merasa terganggu dengan lenguhan mamanya itu namun tetap tertidur, mungkin ngantuk berat kali?? hehehe tanpa terasa vaginanya uda basah banget dan tak berapa lama cairan benih agak putih keluar dari lubang surga tersebut, tubuh mbak Dewi agak terhentak dan mulutnya terasa sedikit menggigit dia uda sampai duluan ni? pikirku dalam hentikan aksiku dan aku cabut juga dedekku dari mulutnya, mbak Dewi terlihat sedikit lemas namun tetap tersenyum penuh gairah terhadapku. Aku sudah sangat terangsang dan pengen memasukkan dedek ini ke sarangnya,begitu juga mbak Dewi yang begitu terangsang melihat aku bole masukin ne? tanyakuDia hanya mengangguk dan tersenyum lebarkan pahanya itu,dengan agak menindih aku masukkan sedikit demi sedikit dedekku ini. Aku resapi tiap jengkal kenikmatan surga ini, belum sampai setengah mbak dewi terlihat sedikit meringis. Pelan-pelan Danagak sesak ne rasanya..Danbesar sekali punyamu,tapi nikmat bangetDan!terus Dan.. sambil menggigit bibirnyaSetelah masuk seluruhnya, aku genjot dia dengan posisi MOT dan sambil aku push-up mantep banget, rasanya dalem banget dedek ini menusuknya. Mulutku tak mau kalah, mencium dan mengemut teteknya secara 15 menit kami dalam posisi seperti ini,karena sedikit lelah akupun berubah posisi. Aku cabut dengan cepet dedekku,serr sensasinya ruaar biasa. Kemudian aku rebahkan badan ku disampingnya dan miring kekanan, aku angkat kaki kirinya ke atas kemudian dari samping aku masukkan dedekku dedek ini telah tenggelam lagi kedalam lubang surgawi, aku goyang pelan, sedikit bertenaga dan kenceng.. sambil mulut ini beradu dan tangan kiriku meremas puting tetek sebelah kiri. Lagi asik-asiknya tiba-tiba anaknya gawat ne? kataku dalam hati. Namun mbak Dewi langsung mengelus anaknya dan mendekapnya agar tetap diam dan akirnyaDidipun tertidur kembali sambil netek. Wah lengkap sudah yang mbak Dewi rasakan, uda yang bawah diganjal ama dedekku, kedua teteknya ada yang ngenyot dan mulut juga bergantian aku semakin kuat hampir menuju puncaknya,akupun merasakan ada sesuatu yang mau menyembur dari ujung dedekku. Semakin ku percepat gerakan dedekku ke dalam vaginanya, semakin liar juga kami berciuman dan semakin ganas tanganku meremas teteknya. Setelah hampir 20 menit dalam posisi tersebut tiba-tiba aku ngerasa uda hampir aku mau keluar ne..aku juga Dan, bareng ya, pintanyaAku terus mnggoyangkan dedekku dengan makin cepat, 5 menit kemudian aku sudah tak tahan kk. aku keluarrrrrrr aku juga dekk.. kCrot.. Crot.. CrotCrottumpahlah semua maniku ke dalam vaginanya. ahhh.. nikmat banget rasanya, sampai ke ubun-ubun rasa nikmat walau uda keluar aku tetap membiarkan dedekku di dalam masih saling berpagutan lembut menikmati tiap centi kenikmatan yang telah kami lewati., tanganku juga masih mengelus teteknya,anaknya juga masih mengenyot tetek yang satunya secara ya Dan. sensasi ini belum pernah aku sama mbak, makasih juga uda diberi kehormatan mencicipi tubuh lama aku pengen ama mbak setiap kulihat mbak neteki disini nakal kamu ya Dan!!mbak juga sengaja si ngeluarin tetek kok sampe dua duanya. HeheheheAku cabut dedekku, Ploop..bunyinya. Setelah itu aku bangun dan memakai semua bajuku, aku kenakan lagi celana dalam mbak Dewi sambil aku berikan kecupan kecil di bibir lenguh mbak mengaitkanBhnya tanpa memakai dulu karena Didi masih netek. Kamipun masih berbincang, dan aku masih merasa pengen menghisap Dewi mempersilahkan aku untuk tetap mencium teteknyasampai menjelang senja akirnya kami keluar dari SDtersebut dengan Didi yang mulai terbangun. Kami pun berjanji akan mengulangnya sensasi yang luar biasa dari seorang wanita menyusui.

Tetapiaku tidak berani mengangkat karena pasti ia mengenali suaraku hingga kudiamkan saja panggilannya. Setelah beberapa kali telefonnya tidak diangkat, akhirnya sebuah SMS masuk. Satu-satunya memek wanita dewasa yang pernah kulihat adalah milik ibuku. Film kedua yang merupakan semi film cerita mengisahkan wanita STW yang bekerja di
Kesetiaan sudah pasti ada ganjarannya. Begitulah juga kisahnya tentang dua beranak ini. Kalsom merupakan janda yang diceraikan suami. Kecurangannya yang dapat dihidu suaminya mengakibatkan dia diceraikan. Kedua-dua anak mereka yang masih bersekolah dijaga bekas suaminya. Hanya anak bujangnya, Ali sahaja yang ingin tinggal bersama dengannya kerana ingin menjaga duduk sendirian di pangkin di bawah pohon jambu. Matanya merenung kosong ke kawasan kebun getah yang terletak di sebelah rumah. Kebun getah peninggalan arwah ibu bapanya terbiar bersemak. Kelihatan kelibat seorang lelaki sedang menebas semak yang meninggi. Lelaki itu adalah anaknya Ali. Tuala kecil diambil dan dilap peluh di masak di dalam botol diteguknya perlahan-lahan. Cuaca panas membahangkan dirinya. Kemudian punggung yang bulat dan sendat dibaluti seluar trek itu pun bangun dari pangkin. Kalsom berjalan menuju ke arah anaknya. Lenggokkan punggung janda 42 tahun itu seakan mahu mengoyakkan seluar treknya. Pehanya yang mengayun langkah kakinya kelihatan sendat menggebu dan licin dibaluti seluar Kalau penat rehatlah dulu. Biar ibu pula sambung menebas. Kalsom bersuara sebaik dia menghampiri pe bu.. Ali belum penat lagi. Kalau ibu nak sambung menebas boleh buat kat belah sana. Ali belum usik lagi kat situ. kata Ali yang sedang berdiri termengah-mengah. Peluh kelihatan menitik di pun menyambung menebas semak yang menguasai kawasan kebun getah tua itu. Mereka membersihkan kebun bersama-sama lantaran itu adalah sumber pendapatan mereka buat sementara waktu sebelum Ali memperolehi kerja yang kerja keras mereka anak beranak, akhirnya bersih juga kebun getah yang telah berhari-hari mereka berdua kerjakan. Maka bermula sudah hasil pengumpulan susu getah dari pokok-pokok yang sudah tua itu. Sebulan mereka berdua menoreh, hasilnya berjaya juga mereka kecapi. Meskipun hasil tidak sebanyak pokok muda, namun dapat juga menampung kehidupan mereka satu pagi yang gelap. Jam baru menunjukkan pukul pagi. Suasana masih gelap di dalam kebun getah sementara mereka anak beranak sedang sibuk menoreh dari pokok-pokok getah. Namun, sesungguhnya malang tidak berbau. Keadaan yang hanya di terangi pelita membuatkan suasana agak suram dan lebih kepada kegelapan berbanding Kalsom menuju dari satu pokok ke pokok lain, kakinya terpijak dahan pokok getah dan akibatnya dia tergelincir alu jatuh terduduk di atas dahan yang dipijaknya itu. Kesakitan di punggungnya membuatkan Kalsom mengadoi kuat. Ali yang kebetulan berada berhampiran berlari mendapatkan ibunya yang terduduk di atas Macam mana boleh jadi macam ni bu? Ibu ok? tanya Ali kerisauan sambil mengangkat tubuh montok berkerut muka menahan sakit di punggung. Dia memaut bahu Ali untuk bangun sementara Ali memaut punggung ibunya bagi membantunya berdiri. Kelembutan daging punggung Kalsom yang lebar itu bagaikan mengalirkan elektrik ke tubuh mereka anak beranak. Ali seperti baru bangun dari mimpi. Baru dia sedar bahawa ibunya itu memiliki punggung yang cantik dan hairan jika di usia yang dikira berumur sebegitu ibunya pernah diratah lelaki lain hingga berlakunya perceraian. Kalsom juga turut merasai sesuatu yang pelik disaat anaknya mengangkat punggungnya. Dirasakan tangan Ali bagaikan memberinya satu belaian yang mantap. Sudah lama dia tidak merasai punggungnya di belai dan di ramas tangan sasa terakhir adalah sewaktu bersama kekasihnya, Murad. Kejadian yang memberinya kenikmatan setelah seharian melakukan persetubuhan luar nikah di bilik hotel murahan lantaran terlalu mengikutkan nafsu dan kata-kata Murad yang mengidamkan punggungnya. Bukan sekali dua, malah berkali-kali mereka pernah entah apa malangnya pada hari itu mereka di serbu pegawai pencegah maksiat. Air mani yang masih belum kering dan membasahi kainnya menjadi bukti dimahkamah. Air mani Murad yang dilepaskan di dalam dubur Kalsom menjadi saksi persetubuhan yang enak telah berlaku antara mereka berdua. Fikiran Kalsom melayang mengenang kisah hitam dalam hidupnya itu Kalsom tidak menoreh. Dia berehat di rumah sahaja. Punggungnya masih lagi terasa sakitnya. Selepas menyiapkan sarapan, Kalsom menyambar sebotol minyak urut dan membuka penutupnya. Simpulan kain batik dileraikan hingga kainnya longgar jatuh ke lantai. Kalsom melumur minyak urut di punggung. Di sapu dan diurut perlahan-lahan bagi melegakan sampai ke rumah selepas siap menoreh. Belum sempat dia ingin memberi salam, matanya terpaku melihat ibunya dari luar tingkap dapur. Ibunya berdiri separuh bogel di tepi meja makan. Hanya baju t membaluti tubuhnya. Dari pinggang hinggalah ke hujung kakinya, tiada seurat benang yang membaluti kulit batik lusuh ibunya terperuk di atas lantai. Kelihatan ibunya sedang menyapu minyak di punggungnya yang bulat dan lebar. Mata Ali hampir terbeliak melihat punggung pejal ibunya berkilat disaluti minyak urut. Tubuh ibunya melentik hingga punggungnya kelihatan semakin tonggek. Air liur jantan berkali-kali segera pergi dari situ. Dia melabuhkan punggung di atas pangkin di tepi rumah. Air bekal dalam botol di letakkan di sebelahnya. Matanya merenung ke tanah. Fikirannya bercelaru. Ali keliru tentang perasaannya ketika itu. Antara berahi dan hormat kepada ibunya. Ali serba salah kerana berahi kepada punggung jom sarapan sama-sama. teriak ibunya di pintu dapur. Ali berpaling melihat ibunya. Dia tersenyum lantas bangun menuju ke pintu bersarapan, Ali tidak senang duduk. Wajah matang ibunya yang masih cantik itu sesekali ditatapnya. Ali gelisah di dalam hati. Susuk tubuh ibunya yang separuh telanjang di dapur bermain-main di fikirannya. Ali berasa malu kepada dirinya sendiri. Dia berasa sangat malu kerana berahi melihat bersarapan, Kalsom mengemas meja dan mencuci pinggan dan cawan di sinki dapur. Ali yang baru keluar dari bilik hanya tuala melilit tubuhnya. Sewaktu dia melangkah ke bilik air, dia terpandang susuk tubuh ibunya yang montok sedang berdiri di sinki. Pergerakan ibunya mencuci membuatkan punggungnya berhayun di dalam kain batik lusuh yang serta merta berhenti melangkah. Dia terpaku melihat lenggokkan punggung ibu kandungnya yang tonggek dan menggoda. Baju t ibunya terselak di pinggang membuatkan punggung montoknya terdedah kepada tatapan mata anak muda itu. Seludang mayang Ali kembali bangkit di dalam tuala mandinya. Kelihatan begitu menonjol kelengkangnya di tunjal alat sulit kelakiannya dari dalam tidak mampu lagi menanggung ghairah. Segera Ali ke dalam bilik air. Tuala segera di sangkut di ampai. Bertelanjang Ali di dalam bilik air bersama tegaknya batang besinya ke hadapan. Tangan di basahkan dan di lumurkan sabun. Seludang mayangnya yang keras keghairahan dirocoh laju. Ali kegelinjangan berdiri dalam terpejam. Bayangan punggung ibunya bermain-main difikiran. Ali ghairah. Punggung ibunya menjadi bahan impian nafsu onaninya. Ali semakin gelisah. Air senyawanya hampir terkeluar dari sarungnya. Ali mengocok semakin laju. Akhirnya memancut sudah air benih yang pekat dan banyak ke lantai bilik punggung ibu masih sakit lagi? tanya Ali kepada Kalsom sakit sangat, cuma sengal-sengal sikit. Kenapa nak? tanya Kalsom kepada ada apa-apa.. Ibu selalu bubuh minyak ye? tanya itu je lah yang ibu rasa serasi. Sesekali tu ibu urut-urut juga. Kata Kalsom sambil tangannya terus mengait di atas kalau Ali nak tolong urutkan boleh tak? tanya terdiam sejenak. Pandangannya terhenti di wajah Ali. Kaitan di tangannya juga turut sama terhenti. Wajah anaknya Ali yang berusia 25 tahun itu di tatapnya. Kemudian dia ke Ali nak urutkan ibu? tanya Kalsom inginkan kepastian dari jom.. ajak Ali sambil terus berdiri dan menarik tangan berdiri dan meninggalkan kaitannya di atas meja. Dia menuruti Ali yang memimpin tangannya. Ali masuk ke dalam bilik Kalsom di susuli ibunya. Ali pun duduk di tebing katil sementara Kalsom mengambil minyak urut di almari solek peninggalan arwah kedua ibu bapanya. Kalsom pun baring di atas geram menatap punggung tonggek ibunya yang membukit dan sendat di dalam kain batik. Ali pun mengusap punggung ibunya. Kalsom berdebar-debar di saat jari jemari anaknya menyentuh dan mengusap punggungnya. Ali pun mula mengurut punggung montok ibunya yang montok. Kelembutan daging punggung yang berlemak itu di usap dan di pijatnya dengan pun mencari simpulan kain batik di pinggang ibunya. Jarinya menjumpainya dan menguraikan simpulannya. Kain batik lusuh itu di lorotkan ke bawah punggung ibunya. Terpampanglah kembali punggung yang pernah dilihatnya beberapa hari lalu. Punggung Kalsom yang montok dan lembut berlemak itu bergegar bagaikan di lumurkan di permukaan punggung Kalsom. Tangan anaknya pun mula mengurut-urut lembut punggungnya yang semakin kilat berminyak itu. Ali nampaknya sungguh khusyuk mengurut punggung ibunya. Minyak yang meratai seluruh punggung ibunya memberikan pemandangan yang sungguh mengasyikkan. Belahan punggung ibunya di sapu agar rata dan Kalsom tidak menentu. Dia sendiri tidak menyangka bahawa punggungnya di urut anak kandungnya sendiri tanpa seurat benang. Dia tidak menyalahkan anaknya, malah dia sendiri yang membenarkan. Jiwa Kalsom bergelora di saat jari jemari anaknya mengurut dan seakan bermain-main di belahan saat pintu duburnya tersentuh jemari anaknya, nafas Kalsom seakan terhenti. Nafsunya seakan meninggi hingga terlentik juga punggungnya diperlakukan sebegitu. Kalsom tahu, dalam seluruh anggota tubuh badannya, hanya punggungnya yang menjadi idaman lelaki. Juga kerana punggungnya jugalah dia telah menikmati perzinaan yang sungguh hangat dan menikmatkan hingga berlaku perceraian angkara sebelum Kalsom berkahwin dengan bekas suaminya dahulu, punggung tonggeknya itulah yang menjadi saksi di hujani air mani bekas kekasihnya setiap kali mereka bertemu dahulu. Walau pun tidak pernah dimasuki kemaluan bekas kekasihnya, namun cukup dengan menggoncangkan alat kelamin kekasihnya itu pun sudah cukup memberikan Kalsom pendedahan kepada kemaluan lelaki sebelum berkahwin cukup arif akan selera dan juga kemahuan lelaki yang mengidamkan punggungnya. Baik bekas suaminya, bekas kekasihnya juga kekasih gelapnya. Masing-masing begitu menggilai punggungnya gara-gara bentuknya yang tonggek dan lebar itu. Bekas suaminya merupakan orang yang pertama merasmikan lubang duburnya dan ianya berlaku sewaktu malam pertama mereka menjadi suami ianya menjadi satu kemudahan untuk mereka suami isteri menjarakkan kandungan. Meskipun ianya menyeksakan ketika pertama kali dinikmati bekas suaminya, namun lama-kelamaan ianya menjadi salah satu pintu nafsu di tubuhnya yang sering kali ingin di puaskan. Ketagihan duburnya di liwat kemaluan lelaki membuatkan Kalsom hidup dalam dunia seksual yang sungguh ianya membawa kepada kecurangan yang semata-mata inginkan keseronokan menikmati kemaluan lelaki lain menikmati lubang duburnya. Tetapi kini, Kalsom serba salah. Nafsunya yang sering sahaja terusik setelah lebih dari sebulan tidak menikmati persetubuhan membuatkan fikiran Kalsom bercelaru. Punggungnya yang di urut penuh keberahian oleh anak kandungnya mengundang perasaan syahwat yang Kalsom menoleh dan melihat anaknya. Kelihatan mata Ali khusyuk mengurut dan membelai punggungnya. Mata Kalsom tertancap kepada bonjolan di kain pelikat anaknya. Nyata anaknya juga sebenarnya terangsang dengan punggungnya. Kalsom menggigit bibirnya menandakan dia begitu geram dengan apa yang serta merta semakin bangkit lebih tinggi dan mengghairahkan. Ali melihat ibunya merenung bonjolan di kain pelikat yang dipakainya. Ali merasakan ibunya seakan menginginkan sesuatu yang lebih menghangatkan suasana. Ali menggenggam seludang mayangnya yang keras di dalam kain pelikat. Kalsom tersentak dan melihat wajah mereka bertentangan. Senyuman terukir di bibir mereka anak beranak. Urutan jari jemari Ali di punggung ibunya semakin penuh dengan keberahian. Kalsom melentikkan punggung dan menggelek-geleknya perlahan seakan berniat menggoda anaknya. Ali semakin ghairah dengan perbuatan ibunya. Lantas Ali menundukkan kepalanya di punggung pun berdiri di tepi katil. Kain pelikatnya akhirnya terlucut juga ke lantai. Ali telanjang bulat di sebelah ibunya. Mata Kalsom tidak mahu berganjak dari melihat kemaluan anak kandungnya yang keras menegang gara-gara berahi kepada punggungnya. Kalsom menonggekkan punggung seakan meminta anaknya membenamkan kemaluan di dalam seakan faham dengan keinginan ibunya. Meskipun tiada kata-kata antara mereka, hanya senyuman dan gerakan tubuh sudah cukup memberikan mesej tersirat di hati masing-masing. Dengan perlahan-lahan Ali merangkak di atas katil dan berada di atas tubuh ibunya. Kemaluannya yang keras memanjang menyentuh punggung ibunya dengan perlahan-lahan bersama debaran yang menggila di sedar, persetubuhan bersama anak kandungnya sudah tidak dapat dielakkan lagi. Malah dia juga begitu merindui tusukan penuh nafsu dari alat kemaluan lelaki di dalam duburnya. Kalsom mengalihkan tangannya ke belakang mencari alat sulit anak lelakinya. Batang keras berurat anak kandungnya di genggam dengan nafas penuh nafsu yang semakin bersarang di seluruh mindanya, Kalsom pun memandu kemaluan anaknya memasuki lorong gelap yang hina itu. Ali bernafas kencang sewaktu ibunya memasukkan kemaluannya ke dalam dubur indah di punggung tonggek yang di berahikannya. Kalsom melepaskan kemaluan anaknya setelah ianya menembusi lubang tidak mahu menunggu lebih lama. Melihatkan anaknya seakan masih teragak-agak memasuki punggungnya, lantas Kalsom melentikkan tubuhnya hingga punggungnya yang tonggek membuatkan batang keras anak kandungnya serta merta menikam lubang duburnya lebih dalam. Ali mendengus kuat di saat seludang mayangnya menerjah lubang najis ibunya semakin kenapa diam nak.. Teruskan nak. Ibu taka pa-apa pujuk Kalsom kepada maafkan Ali sebab buat ibu macam ni kata Ali apa nak teruskan masuk dalam bontot ibu dalam lagi Kalsom dengan tidak malu meminta Ali terus menjolok lubang duburnya lebih sungguh terangsang dengan permintaan ibu kandungnya yang sungguh menggoda itu. Terus sahaja dia menekan kemaluannya hingga habis tenggelam di dalam lubang dubur ibu kandungnya itu. Punggung tonggek Kalsom rapat di tubuh anaknya Ali. Kalsom sungguh terangsang sebaik lubang duburnya penuh dimasuki kemaluan anaknya masih tidak mahu melakukan apa-apa walau pun seluruh kemaluannya sudah pun memenuhi lubang duburnya, Kalsom pun menaikkan punggungnya turun naik membuatkan batang kemaluan anaknya keluar masuk lubang duburnya yang empuk keghairahan melihat tubuh ibunya yang sedang meniarap di bawahnya. Punggung montok ibunya yang lebar itu kelihatan bergegar di saat ibunya menujah kemaluannya. Jelas sekali ia menandakan punggung tonggek ibu kandungnya itu padat dengan lemak yang menyerlahkan ibu penat nak.. Ali teruskan ye sayang. Kalsom meminta Ali meneruskan menujah pun terus menghayun pinggangnya turun naik membuatkan kemaluan kekarnya yang panjang itu menujah lubang kenikmatan yang terhina di punggung ibunya. Keberahian dan perasaan yang sepenuhnya di rasuki nafsu membuatkan Ali semakin enak menyetubuhi ibu kandungnya melalui lubang najis yang sungguh memberikannya ternganga menikmati duburnya di liwat anak kandungnya. Perasaan rindu menikmati lubang duburnya dimasuki kemaluan lelaki akhirnya terubat jua. Nafas Kalsom kencang bersama keberahian akibat keseronokan menikmati kesedapan kemaluan anak kandungnya yang terbenam di belahan punggungnya. Merengek-rengek Kalsom di liwat anak kandungnya Ali rasa macam nak terpancutlah bu.. Ali menyuarakan perasaannya yang sedang sayangg jolok bontot ibu dalam-dalam Pancut dalam nakkk. Ohh Ali Kalsom yang juga semakin kerasukan nafsu meminta dengan penuh ibu. Maafkan Ali. Ali tak tahan lagi. Ali merintih menandakan masanya hampir sedar bahawa anaknya semakin tidak mampu bertahan lagi. Kemaluan anaknya juga dirasakan semakin keras dan menghimpit sempit laluan duburnya. Kalsom tahu, inilah masanya untuk dia kembali menikmati indahnya perasaan lubang najisnya disemburi hujanan mani. Dia ingin menikmati kehangatan air mani memenuhi lubang duburnya seperti benar-benar merindui hebatnya kenikmatan mengeluarkan kembali air mani dari lubang duburnya. Kalsom menaikkan punggungnya setinggi yang boleh. Dia mahu anaknya tergoda dengan pungungnya yang tonggek itu. Dia mahu anaknya terangsang dan melepaskan air maninya di dalam lubang dubur yang empuk dan enak memang yang dijangka. Ali semakin hilang arah. Hayunannya semakin lari temponya. Nafasnya semakin kuat memburu dan erangannya juga semakin kuat kedengaran. Dan Ibuuuuuu!!!!!! Ali merengek kuat sambil menekan kemaluannya hingga keseluruhannya terbenam di dalam dubur air benih lelakinya menyirami ruang gelap di dalam lubang dubur ibu kandungnya. Berkerut muka Ali menikmati persetubuhan terkutuk yang dilakukan di punggung ibunya yang menggoda ohhhh ohhhh Ali. Ohhh Pancut dalam bontot ibu nakkk lagi nakkkk. Kalsom merengek setelah dia merasai cairan hangat yang terpancut dari kemaluan anaknya semakin memenuhi lubang najisnya yang menonggek tubuh Kalsom menikmati benih anak kandungnya memenuhi lubang duburnya. Kalsom sungguh gembira disetubuhi anak kandungnya sendiri. Dia benar-benar menikmati punggung tonggeknya di liwat kemaluan darah ibu sedapnya bontot ibuu. Ahhhh. Ali merintih nikmat melepaskan sisa-sisa benih jantannya di dalam dubur ibu sayanggg Ibu pun suka sayanggg. rengek Kalsom melepaskan ibu. Kalau setiap hari macam ni boleh tak buu Ali menyuarakan keinginannya kepada ibu saja sayanggg. Asalkan Ali tak cerita kat sesiapa. jawab Kalsom kepada anak Ali suka bontot ibu Ali tak kan cerita kat sesiapa bu. Ali sayang ibu. Ali merengek meluahkan janji sayangg Ibu pun sayangg Ali. Kalau Ali nak cakap saja dengan ibu ye sayanggg Ibu akan bagi untuk Ali. Kalsom juga menyuarakan janjinya kepada Ali sambil mengemut kemaluan anaknya bagi memerah sisa-sisa air mani yang tertinggal di salur kencing berakhirnya episod persetubuhan mahram di ranjang itu, maka bermulalah episod baru dalam kehidupan mereka anak beranak. Kalsom bukan sahaja ibu kepada Ali, malah dengan relanya menjadi hamba kejebatan nafsu anak mudanya yang meluap-luap itu. Kalsom langsung tidak kisah dengan setiap permintaan kali Ali menginginkannya, Kalsom sentiasa bersedia memberikan tanpa banyak soal. Walau pun sewaktu sedang menoreh di kebun getahnya, Kalsom pasti memberikan kepuasan yang hakiki kepada anaknya untuk memenuhkan air mani di dalam duburnya. Malah Kalsom juga tidak keberatan untuk melakukan persetubuhan bersama anaknya tanpa seurat benang ketika sedang berehat di kebun getah dalam kegelapan pagi yang hari, perasaan hangat yang diselubungi antara dua beranak itu semakin kuat. Perasaan cinta semakin menebal dalam hidup mereka. Mereka bagaikan sepasang kekasih yang diijab kabulkan oleh nafsu. Hidup berlandaskan nafsu hingga boleh melakukan persetubuhan di mana sahaja bagaikan binatang. Segalanya kerana cinta dan nafsu yang tidak pernah padam. Akutinggal di rumah kost2 an istilahnya rumah berdempet2an nehada tetanggaku yg bernama Ibu Tiara, berjilbab umurnya sekitar 33 taon, anaknya dah 3 booyang paling besar masih sekolah kelas 5 SD otomatis yg palg kecil umur 1,8 bln, sedangkan suaminya kerjanya di kontraktor (perusahaan) sebagai karyawan saja.
Aku seorang pria umur 31 th, namaku Hikam. Kehidupan sex ku masih OK. Belum lama ini aku mencoba mengingat-ingat, berapa banyak perempuan yang sudah aku gauli. Terlalu banyak untuk diingat. Beberapa wanita STW pun sudah aku setubuhi. -Ibu Henny, Istri seorang usahawan terkenal. Tubuhnya mulus kulitnya halus, susunya keras, tempiknya kesat, liang senggamanya yang sempit masih harus aku lebarin lagi, mulut dengan bibir merahnya belum aku sumpalin kontolku, lubang anusnya belum aku jejalin kontolku -Ibu Yanti istri seorang pejabat pemerintahan. Tubuhnya bahenol teteknya gede kencang, barangnya OK, lubang memeknya sesak, mulutnya udah lihai mensepong kontolku, lubang anusnya barusan aku sumbat sama kontolku, aku mesti ngesex dia dengan lebih kasar, aku mau siksa dia lebih lagi. -Ibu Diah, wanita sempurna luar dalam, cantik, pinter, gesit, pakar di ranjang, tetanggaku yang memiliki tubuh montok buah dadanya indah, liang kemaluannya kecil, vaginanya yang bisa empot ayam nikmat sekali, oral sexnya belum aku rasakan, lubang anusnya belum aku jajal. Ibu Diah mutiara indah yang mesti aku jaga -Nuniek istriku yang bangkit kembali gairahnya, besar lagi nafsunya, sip lagi polah permainannya di ranjang, ***** Pagi Hari Dengan Ibu Henny Sekitar dua minggu lalu aku berhasil meniduri Ibu Henny, umur 40 th, dan bekerja di daerah Jl. Sudirman. Pagi itu Bu Henny dapat meluangkan waktu sampai siang hari, maka pagi hari jam 7. 00 aku jemput dia di tempat yang sudah ditentukan. Tentu saja aku persiapkan diriku dengan minum vitamin dan obat yang menambah keperkasaanku. Begitu ketemu, Bu Henny terus masuk mobil, aku cium dia yang kelihatan manis sekali dalam BLus putih celana panjang coklat dengan BLazer warna krem. Wangi sekali Ibu ini dan sangat fresh. Kami berdua meluncur ke sebuah motel di JakTim. Singkat cerita sesudah masuk kamar dan dua kali terganggu telpon dari receptionist dan room boy yang menagih pembayaran kamar serta membawakan pesanan makanan dan minuman, aku mulai foreplay yang semakin panas dengan Bu Henny. Puncak birahi didaki, dalam kamar hanya ada dua anak manusia yang memadu nafsu, dua tubuh bugil bertindihan, lelaki diatas perempuan dibawah, bibir berpagutan, tangan lelaki meremas susu tangan perempuan mencakar, kontol menyodok tempik menjepit, batang kemaluan lelaki mengaduk pantat perempuan menggoyang nafas semakin memburu, detakan jantung semakin berdegup, desahan, desisan dan rintihan semakin keras bak orkestra klasik menuju irama crescendo Pose berganti, Ibu Henny aku miringkan, aku remas susunya dari samping belakang, aku cium lehernya, aku gigit-gigit punggungnya dan aku tusukkan batang kemaluanku yang berdiameter besar ke lubang tempiknya. "Aduh Mas.", teriak Bu Henny. Memang posisi miring menjadikan lubang perempuan menjadi lebih sempit tapi menjadikan lebih legit dan lebih enak, kontolku lebih terjepit sementara lubang Ibu Henny yang menyempit jadi lebih merasakan nikmat gesekanku aku terus kocok-kocokkan kontolku sambil tanganku meremas gundukan tempiknya dan menggelitiki itilnya permainan dengan dua pose ini sekitar 30 menit dan akhirnya disempurnakan dengan siraman air maniku kedalam rahim Ibu Henny. crot. crot. crot. crot. entah berapa cc cairan hangat itu aku tumpahkan kedalam tubuh Bu Henny yang menyambutnya dengan jeritan panjang."Maas. aduuh. enaak. Maas." Waktu menunjukkan jam 10. 00, ketika aku masih berbaring telanjang berbalut handuk dan Bu Henny ada disampingku dengan memakai handuk juga, setelah berdua membersihkan diri. dan makan serta minum pesanan tadi. Aku belai rambut Bu Henny dengan penuh sayang, aku kecup bibirnya, sambil kita bercerita soal pekerjaan masing-masing. Ala mak, adik kecil ini mau lagi. Kontolku keras lagi. Aku bangun dan terus menarik handuk yang dipakai Bu Henny tubuh sexy yang tergolek pasrah ini mesti disetubuhi lagi. Aku mulai permainan dari atas ke bawah. "Mas, geli Mas, jangan Mas", rintih Bu Henny waktu jari-jariku menyibak belahan kemaluannya. "Tahan dikit, Bu", rayuku sambil terus menyibak dan terus mengelus-elus bibir bawah yang lembut itu. Aku buka melebar belahan itu, kelihatan merah, dan kacang merah itu benar-benar merah itil Bu Henny seukuran kacang merah besar dan merah sekali. aku cium daging nyempil itu aku sedot dalam-dalam hingga Ibu Henny menjerit. Tapi mana aku peduli dengan jeritan Bu Henny, aku terusin sedotan itu dan aku masukin lidahku kedalam lubang berdinding lembut berwarna merah aku jilat-jilat sampai dalam aku gelitikin Bu Henny menggelinjang, tubuhnya berkelejotan, tangannya menjambak rambutku enggak tahan dia dengan gelitikkan lidahku didaerahnya yang paling sensitive. Sengaja aku lama-lamain oral sex-ku. "Udah Mas, udah.". Tapi aku terus aja dan makin hot lidahku naik turun membelai belahan tempik Ibu Henny. Ada sekitar 20 menit. Kontolku sudah keras sekali, kepalanya udah sangat mengkilat. Aku mau tancapkan kontolku. Aku pindahkan posisi tubuh Ibu Henny, badannya berbaring melintang dengan pantat setengah menggantung, kaki terjulur kebawah. Aku angkat kedua kakinya, aku buka lebar-lebar, aku naikkan dan tahan diatas pundakku. Bu Henny hanya mendesis dan pasrah, aku senang melihat mimiknya, matanya setengah terpejam, mulutnya setengah terbuka, tangannya diatas kepala, dia menunggu tempiknya yang mungil siap ditusuk kontolku. Aku juga sudah enggak tahan lagi, Ibu Henny yang bertubuh ranum dan belum berpengalaman banyak dalam permainan sex ini perlu segera dipenuhi hasratnya, dipuaskan nafsunya. "Mas, sakit Mas", jerit Ibu Henny waktu kontolku aku tusukkan kedalam lubang kemaluannya. Memang aku agak kasar, enggak seperti permainan pertama tadi. Aku peluk kedua pahanya, agak aku tarik, aku agak kebawah sehingga kontolku menyodok-nyodok dari posisi yang pas sekali. tusuk-tusuk-tusuk kocok-kocok kiri-kanan kontolku perkasa sekali mengaduk-aduk tempik Bu Henny yang enggak aku beri kesempatan mengatur nafas. Kedua tangannya turun kebawah, kesamping perutnya memegang sprei dan kepalanya menggeleng kekiri-kekanan aku senang melihat polah dia aku suka memandang dia aku siksa dengan kejantananku. Aku mulai agak ...merapat, pantat Bu Henny yang kenyal jadi sasaran remasanku, susu Bu Henny bergantian kiri kanan aku sedot dan sedot sampai akhirnya untuk kedua kalinya aku muncratkan airmaniku kedalam lubang kenikmatan Bu Henny. "Maas. maas. maas". Aku tahu Ibu Henny puas sekali Jam 11. 30 persis kami meninggalkan motel, menuju kantor Bu Henny. Dia enggak mau makan siang dulu. Aku antar dia, sebelum turun aku sun dia. Belum sempat aku ngomong dia sudah bilang dulu"Thanks ya Kam". "Aku yang thanks berat Bu", jawabku agak gagap. Aku ikutin dia melangkah dengan lenggang menawan masuk ke gedung kantornya, dia menoleh dan melambai kecil Aku tersenyum dan terus tancap gas, aku menuju mall PS mencari makan. Di jalan aku berjanji, aku mau mengebor lagi tempik Bu Henny biar lubang itu tambah lebar Siang Hari Dengan Ibu Yanti Sesudah makan di food court mall PS, aku beli roti di super market yang ada di basement. Sesudah itu rencanaku mau pulang enggak masuk kantor. Waktu antri mau bayar di kasir, tiba-tiba ada suara wanita memanggil aku dari samping, aku menoleh dan belum tahu siapa dia. "Mas Hikam lupa ya?" "Sorry, siapa ya?". "Aku, Bu Yanti yang di Setiabudi dulu". "Oh, Ibu Yanti ya, aduh sorry lho, aku enggak ingat, habis sekarang udah berubah sich". Sesudah selesai membayar, belanjaan Yanti enggak banyak, kami keluar. Aku tanya mobil dia dimana, dijawab kalo dia enggak bawa mobil karena dia didrop sopir yang ngantar suaminya ke airport. Dia rencananya mau jalan-jalan terus fitness dan BL. Akhirnya aku mau antar dia kerumahnya didaerah Tebet. Dalam mobil kami banyak cerita, soal anak, soal pekerjaan, soal keluarga. "Mas Yus banyak keluar kota Mas. Kalo enggak keluar kota juga cuman kerja aja dikantor sampai malam. Maklum pegawai negeri eselon II kan banyak gawenya". Sepertinya dia mengeluhkan sesuatu dan ini aku tangkap sebagai kesempatan baik. "Yach, banyak kerja dan banyak keluar kota berarti banyak dokat dong Bu", kataku sambil aku memberanikan diri memegang lututnya. "Ya, enggak juga lah, semua ada plus minusnya", sahut Bu Yanti tanpa menepis tanganku. Percakapan semakin akrab, dia menjadi agak manja. "Nih, tangannya mulai nakal, kan". "Habis tangan enggak pernah sekolah, sich", jawab aku dengan tetap menaruh tangan semakin menekan dan keatas. "Ih, nakal nih", kata Bu Yanti sambil menyentil tanganku. Aku pandang dia dan aku beranikan bilang"Bu, kita cari tempat ngobrol yang enak, yok". "Kalo Mas Hikam punya waktu, aku mau aja sich, tapi dimana?". Ini dia, pucuk dicinta ulam tiba. "Kita muter-muter aja dulu, entar kalo ketemu kita berhenti", ucap aku yang udah mikirin mau masuk motel lagi aja. "Terserah Mas Hikam lah". Akhirnya aku arahkan mobil ke motel yang tadi pagi aku pakai. Sesudah sampai disana, room boy mengarahkan ke kamar yang aku pakai tadi pagi juga dan parkir didalamnya. Ibu Yanti bertanya"Mas, sering kesini ya?". "Enggak koq, cuman tahu dari teman aja". "Tahu atau tahu.", goda Bu Yanti yang terus bilang"Kita ngobrol aja lho, jangan ngapa-ngapain, ya Mas". "Iya, Bu", kataku. Akhirnya sesudah agak lama merayu di mobil, Bu Yanti mau juga masuk kedalam. Room boy kelihatannya yang tadi dan tersenyum melihat aku yang datang sama perempuan lain lagi. Singkat cerita sesudah urusan bayar membayar dan pesan memesan selesai, aku pangku Bu Yanti di sofa, aku usap-usap pipinya yang kenyal dan berkulit halus sekali. Bu Yanti memang mulus dan singset karena kerjanya cuman berdandan, fitness, BL, belanja, sesudah enggak kerja lagi di kantor swasta. Umurnya yang 42 th terlalu tua untuk tubuhnya yang sangat sintal, meski sudah berputera dua. Sambil terus mendengarkan cerita Bu Yanti, yang dari dulu memang sangat ramah, aku cium keningnya, aku kecup bibirnya dan aku mulai merapatkan pelukan sambil mencium bibirnya. Dari obrolannya, aku menangkap suatu kekecewaan Ibu Yanti dengan suaminya dan kelihatannya dia kesepian. Aku enggak mau melepaskan peluang emas ini. Aku pagut keras bibir merahnya, aku isap, aku cium lehernya hemm wangi sekali perempuan ini dan wangi ini aneh sekali pengaruhnya seakan membius aku mengajak kedalam kesenangan syahwati. Aku menjadi agak liar, aku remas buah dada Bu Yanti dari luar BLus warna merah mudanya, aku lepasin kancingnya dengan cepat, aku buka BLus itu, aku lemparkan ke kursi sebelah. Aku perosotkan beha dia yang masih membungkus buah dada yang besar, lebih besar dari punya Ibu Henny tadi. Aku cium-cium buah dada itu, aku buka behanya dan aku taruh ditempat BLus tadi. Puting yang berwarna coklat itu mulai mengeras, aku pelintir-pelintir, aku cium dan aku gigit-gigit. Bu Yanti enggak menolak sama sekali. Dia merintih keras, "Auch. auch. auch.". Aku makin gila, aku gigit bergantian buah dada itu, lama sekali aku gigit sambil tanganku turun kebawah membuka rok Bu Yanti yang berwarna hitam. Bu Yanti menjerit keras, gila keras banget, dan waktu aku lepas gigitanku memang ada cupang di buah dadanya sebelah kiri. Aku mau bikin seimbang, aku gigit lagi yang sebelah kanan, sampai ada cupang dan Bu Yanti berteriak lagi. Tapi aneh, dia enggak melarang sama sekali, jadi aku pikir kalo Bu Yanti ini tipe wanita yang suka dikasarin. Aku bangkit dari sofa dan jongkok didepan Bu Yanti, aku perosotkan roknya aduh putih sekali pahanya, mulus sekali kakinya yang panjang itu aku elus dari bawah keatas, sampai pangkal pahanya. Dia menggelinjang dengan belaianku, tapi justru saat dia menggelinjang aku tarik CDnya, aku lepaskan dan lempar entah kemana. Munculah daging cembung besar dengan rambut hitam keriting yang lebat. Aku mau menikmati serabi Bandung ini, maka aku tarik Bu Yanti dan sambil aku rangkul aku dorong dia ke meja kayu yang kelihatannya khusus buat acara 'buka duren'. Bu Yanti pasrah sekali, badannya terbaring diatas meja, buah dadanya besar padat menjulang, pantatnya yang besar menyangga vaginanya yang gembul. Aku pandangin tubuh molek itu, aku angkat pahanya. dan aku serang serabi belah saus istimewa itu dengan serudukan mulutku, aku acak-acak jembutnya dengan usapan mulutku, sementara tangan-tanganku dengan ahlinya meremas-remas buah dada yang menantang itu. "Maas, Maass. Mass.", Bu Yanti berteriak dan gila baru kali ini aku tahu ada wanita teriak begitu keras waktu dikerjain. Jariku mulai menyibak belahan kemaluannya, aku usap-usap dan aku cari kelentitnya lain perempuan lain kelentitnya kalo Ibu Henny punya seperti kacang merah besar, Bu Yanti punya seperti kacang mede, yang aku heran kenapa kacang mede merah Bu Yanti menyembul keluar, jadi gampang dan enak sekali dimakan. Betul-betul aku kunyah kacang mede Bu Yanti, dia semakin teriak kencang, aku masukin jariku kedalam lubang perempuannya aku korek-korek dinding yang hangat lembut didalamnya gantian aku masukin lidahku kedalamnya, aku jilati habis kelamin Bu Yanti luar dalam. Ada sekitar 20 menit oral sex ini, sementara tanganku sudah kemana-kemana dan aku surprised banget sama pantat Bu Yanti yang benar-benar bulat dan besar padat, pantat yang pantas 'dihajar'. Tapi sebelumnya aku mau permainkan dulu kelentit Bu Yanti, maka aku masukin kontolku yang keras, aku tancap keras-keras hingga Bu Yanti menjerit lagi. "Mas, pelan-pelan Mas, aku sakit.". Aku tekan dalam-dalam sekitar 10 kali sambil tanganku mencengkeram pahanya yang indah sekali yang ada dipundakku. Aku maju sedikit, aku keluar-masukinin kontolku mencongkel-congkel kelentit Bu Yanti, dia semakin menggelinjang. "Auch. auch. auch.", itu saja yang dia bisa keluarkan. Belum puas aku menghajar kemaluan Bu Yanti, mendadak Bu Yanti bangun dan bilang"Mas, kita pindah ke ranjang". "OK", kataku. Bu Yanti cepat bangun dan menarik aku ke ranjang, dia bilang"Aku mau diatas". Aku senang sikap dia, aku berbaring dan Bu Yanti sendiri yang aktif mengarahkan kontolku ke lubang kemaluannya yang sudah tepat diatas kontolku, karena dia jongkok diatas pinggulku menghadap aku. Bleess pistol tumpul itu sudah dijepit kemaluan Bu Yanti. Dia menaik-turunkan pantatnya kencang sekali, dia aktif sekali, nafasnya panas menggebu, tangannya berpegangan pada tanganku, kepalanya bergoyang sehingga rambutnya yang cukup panjang berderai-derai. cukup lama dia beraksi, sementara aku enak-enak diam saja karena bisa memeras susu besar yang menggelantung sepuas-puasnya tanganku turun kebawah meremas pantat bulat besar Bu Yanti aku remas-remas dan aku beranikan tampar. Bu Yanti hanya berteriak, jadi aku semakin berani menampar-nampar pantatnya makin lama makin keras dan pantat itu memerah Bu Yanti belum puas juga menggesekkan dinding-dinding lubang kemaluannya dengan kontolku, dengan tetap kontolku tertancap, Bu Yanti membalikkan badannya membelakangi aku dan mulai naik-turun cepat sekali sambil mengaduh-aduh dia geser kesana kemari memuaskan nafsunya, aku tetap menampar-nampar pantatnya yang menjadi merah sekali. Sesudah sekitar 25 menit permainan di ranjang, bendunganku mau jebol, maka aku bangkit dan aku rangkul Bu Yanti dari belakang, dengan meremas susunya dan menekan pahanya aku pancarkan air maniku kedalam kemaluan Bu Yanti ada surprise lagi Bu Yanti bangkit dan berbalik, dia tangkap kontolku yang memuncratkan air mani itu, dia masukin ke mulutnya, dia isap-isap air mani yang melekat di kontolku dia telan habis cairan hangat yang tersisa Sekitar jam 3. 00 aku masih berbaring di tempat tidur. Capek Bu Yanti sudah mandi sekitar 10 menit lalu, sekarang pakai beha dan CD, Dia kasih aku makanan kecil dan minuman. Bu Yanti lebih banyak bicara, dia kasih nomer telpon dan HPnya, aku juga, dan akhirnya Bu Yanti buka rahasia kalo suaminya sangat lemah di ranjang, paling sekali sebulan dia main, itu saja sebentar dan tidak berkwalitas. Aku kecup dia untuk membesarkan hatinya. Bu Yanti melihat kontolku mulai bangun, dia pegang dan dia elus-elus. menjadi besar dan keras lagi Bu Yanti pindah posisi didepanku, dia lepas behanya dengan gerakan pelan menggeliat, dia buka celana dalamnya dengan godaan kaki terbuka "Kamu sebetulnya pintar memuaskan laki-laki, Bu", aku enggak tahan berkomentar. "Ach, Mas bisa aja", kata Bu Yanti. Ibu Yanti yang aktif mencium-cium aku, sementara aku bersandar, semuanya dia jilati, bulu kudukku berdiri semua dengan kecupan-kecupan halus Bu Yanti, pentilku juga dia jilat dan buah dadanya menyentuh-nyentuh kontolku, kemudian dia jepit kontolku diantara buah dadanya yang besar, dia naik-turunkan gaya French Fuck, dia pegang kontolku, dia kocok-kocok sementara aku sedikit dimiringkan karena dia mulai menjilati pantatku, menjilati selangkanganku menyedot biji pelerku mengulum kepala kontolku dan mengisap-isapnya dalam-dalam di mulutnya yang merah merekah. Timbul pikiran jahatku untuk menjadikannya 'budak seks'. Setelah aku tekan kepala Bu Yanti keras-keras supaya kontolku mentok di tenggorokannya, aku bangkit berdiri diatas ranjang dan menarik Bu Yanti supaya berlutut dan tetap men-sepongku. Aku berdiri tegap sementara rambut Bu Yanti aku tarik-tarik, aku agak mundur menyandar di dinding, Ibu Yanti mengikuti gerakanku tanpa melepas jollynya dia terus isep dan kemaluannya aku mainkan dengan jempol kaki kananku, aku gesek-gesek rambutnya, aku jembreng-jembreng mulut kemaluannya dengan jari-jari kaki, aku gosok-gosk dengan telapak kakiku jempol kakiku masuk kedalam lubang kemaluannya sementara jari telunjuk kaki diluar, keduanya menjepit bibir kemaluan Bu Yanti, aku naik turunkan Bu Yanti hingga dia berteriak kesakitan"Sakit maas". Aku pindahin ke kelentitnya, aku gesek-gesek dengan jempol kakiku Aku enggak tahu perasaan Bu Yanti, tapi inilah bukti kangkanganku yang sakti terhadap Ibu Yanti. Aku berbuat kasar, aku cabut kontolku dari mulut Bu Yanti, aku berpindah dibelakangnya, aku suruh dia menungging, aku tekan kepalanya dan aku majukan kakinya. yah bagus sekali dia menungging, pantatnya terangkat tinggi-tinggi, sementara kepalanya nempel dikasur. Dari belakang aku usap dulu kemaluan Bu Yanti yang sudah memerah, dia goyang kekiri-kekanan menahan geli, aku lebarin kakiknya, indah sekali lekuk liku tubuhnya. Aku tancap aja kontolku kelubang kemaluan Bu Yanti. "Aduh", teriaknya, tapi aku enggak peduli, aku genjot terus, aku tancap terus, aku sodok terus, bunyi ceplak-ceplak-ceplak terdengar teratur irama musik rock. Aku embat terus kemaluan Bu Yanti dengan gaya naikin anjing betina sekitar 10 menit dan tanganku mulai mengorek-ngorek lubang anusnya. Aku buka lebar-lebar, Bu Yanti mendesis. Tak ayal lagi, aku pindahin kontolku dari lubang kemaluan ke lubang anus Bu Yanti, Bu Yanti teriak lagi dan menggoyang-goyangkan kepalanya, aku lihat dia meneteskan air mata, tangannya mencengkeram seprei kuat-kuat. Aku perbaiki posisi, aku tarik pantat Bu Yanti lebih mepet ke kontoku, aku tekan kepalanya dan hajaran-hajaran kontolku membuat Bu Yanti teriak-teriak aku remas buah dadanya, aku pelintir pentilnya Ibu Yanti semakin teriak keras kesakitan, sebetulnya aku sendiri juga kesakitan karena kontolku terjepit lubang anus Bu Yanti yang kencang sekali. Tapi aku terusin hajaranku sampai sekitar 10 menit dan muncrat lagi cairan kental hangat dari kontolku. Kali ini Bu Yanti biarkan lubang pantatnya disiram air kejantananku, mungkin dia sudah kecapaian akhirnya dia jatuh tertelungkup di kasur dan masih juga aku tindihin dengan berat badanku yang 70 kg ini, aku masih menggiigit punggungnya yang putih mulus dan memencet pentilnya, dan memepetkan kontolku di pantatnya yang bulat besar Yanti sesenggukan meneteskan air mata. Tiba-tiba dia berbalik dan aku didorongnya, aku ditindihnya dan dipukulinya dadaku bertubi-tubi, sambil Bu Yanti teriak-teriak"Mas, koq gini sich jadinya, Mas enggak jaga aku, Mas gila". Aku biarkan Bu Yanti puas memukuliku, aku biarkan Yanti melepas emosinya, emosi seorang isteri yang barusan selingkuh Sesudah reda tangis Bu Yanti dan tenang hatinya, aku ajak dia mandi bersama, aku sabunin seluruh tubuhnya, terlebih bagian terpenting buah dada dan kemaluannya. Selesai mandi kami berpakaian, minum minuman yang masih ada. Bu Yanti semprotkan parfumnya lagi, wangi kembali tubuhnya. Kami meninggalkan motel sekitar jam 5. 00. Aku antar dia ke Tebet, selama perjalanan dia manja sekali bak pengantin baru, dia sering cubit pahaku, tapi lebih sering lagi dia masukin tangan kanannya kedalam CD ku mengelus-elus kontolku yang sudah memberikan kenikmatan luar biasa buat Bu Yanti. Sebelum turun dari mobil Bu Yanti dengan cepat menyambar bibirku dengan bibirnya - takut kelihatan tetangga - cup-cup. Aku bilang padanya"Sorry, but someday we have to do it again". Bu Yanti hanya tersenyum dan menghilang masuk kerumahnya. Aku puas.
CeritaDewasa Terbaru. @cerita18_plus. Keluarga Binal Pembawa Nafsu [TAMAT] Ketika aku merasakan ujung kepala kontolku basah karena berlumuran air kenikmatan Ibu, aku mulai menekan pantatku ke depan karena aku sudah gemas dengan kehangatan selangkangan Ibu. Ibu menjawab dengan mengangkat badannya sehingga bagian atas bertumpu di kedua
CeritaDewasa ML Bersama Ibu Kandung - Perkenalkan namaku tini dan aku sudah berumu 49 tahun, kini aku tinggal di kota Cirebon. Biasanya para tetanggaku dan warga setempat tinggalku memanggil ku dengan sebutan bu Haji. Ya, di blok komplek rumahku ini, hanya aku dan suami yang sudah naik Haji. Suamiku sudah pensiun dari Departemen Luar Negeri.

Gendengkamu aku ini kan ibu tirimu, katanya berdalih. Ibu tiri yang cantik dan seksi, puji dan rayuku. Gombal kamu, serunya dengan wajah agak merah pertanda rayuanku mengena. Mbak Winda, aku terus berusaha,coba bayangkan Bapak sedang ML sama Mama Lela sekarang dan sementara Mbak Winda nganggur di sini.

Iapun berhasil diikat tanganya di belakang cagak rumah sambil.mulutnya ditutup pakai kain. Sekitar setengah jam kawanan perampok ini berhasi mengambil barang - barang yang mereka inginkan. Lalu merekapun bergegas ingin meninggalkan rumah itu. Lalu merekapun kembali ke tempat Ummi Jubillah, istri Ustad Umar diikat.
CeritaDewasa | Kemolekan Tubuh Dua Ibu Muda Tetangga Kamar Kosank u Ini pengalaman ketika aku masih bujang, saat itu umurku mungkin sekitar 23 tahun. Aku kost disebuah tempat yang memang diperuntukkan ahany untuk anak kost, ada sekitar 20 an kamar berjejer terdiri atas dua bangunan bertingkat 2. "Siip" kataku sambil mengangkat jempol

CeritaDewasa | Gairah Ibu-ibu STW - 1. 03.02 Santy 0 Gairah, Ibuibu. Aku seorang pria umur 31 th, namaku Hikam. Kehidupan sex ku masih OK. Belum lama ini aku mencoba mengingat-ingat, berapa banyak perempuan yang sudah aku gauli. Terlalu banyak untuk diingat. Beberapa wanita STW pun sudah aku setubuhi. -Ibu Henny, Istri seorang usahawan terkenal.

CeritaDewasa Panas Tentang Selingkuh ini merupakan lanjutan dari kisah sebelumnya yakni : [ Cerita Dewasa Perselingkuhanku Dengan Imel ]. Silahkan baca dulu kisah panas ini dari bagian pertama agar tidak bingung membaca cerita panas yang satu ini. Sesaat kemudian kubaringkan tubuh Imel di sampingku, dan sekarang bibirku kembali bergerak
Diamengatakan dengan penuh kenyamanan. Cerita Seks Mama Berawal Meremas Payudara Mama Hingga Bersetubuh - Pijitan ku sudah benar2 membuat Mama sangat nyaman dan yang pastinya karena Mama merasa sangat nyaman, pertahanannya pun jadi hilang sedikit demi sedikit. Aku melepas kaitan BH-nya dan menyuruh agar Mama sedikit mengangkat tubuhnya dan Akumenekan nekan putting kiri ku dengan jari telunjuk ku. Uhhh rasanya kurang nikmat. Ku angkat kaos dan bra ku keatas payudara agar aku dapat menyentuh payudaraku tanpa penghalang. Ini baru nikmat. Sambil aku membaca cerita itu, semakin aku terus merangsang tubuh ku. Ku bayangkan jika yang ada dicerita itu adalah aku.
CeritaDewasa - Penghinaan Dibalas dengan Penghinaan - Namaku Syawal aku lahir dr keluarga keturunan aku anak tertua dari 3 bersodara. Keluarga ku adalah keluarga yg berantakan krn ayahku pengusaha sparepart kapal memilih u meninggalkan kami dengan seorang wanita lain yg menurutku lebih pantas disebut lonte, mungkin krn penampilan lontenya itu membuat ayahku meninggalkan mamaku yg
Bersetubuhdengan ibu kandung - 2. Persetubuhan dan hubungan kami berjalan lancar selama dua tahun tanpa ada yang curiga atau mengetahuinya. Sampai suatu hari, bulan Oktober 2000 ibuku telah berumur 41 tahun tapi tubuh dan wajahnya masih tetap fit, dan seksi, walaupun ada sedikit keriput dan lipatan kecil di wajahnya, namun semua itu malah
Sebelummelanjutkan Cerita Dewasa saya ingin bercerita sedikit tentang reaksi saya melihat ibu menyusui sebelum cerita ini bermula, aku angkat kaki kirinya ke atas kemudian dari samping aku masukkan dedekku lagi. BLESSS. dedek ini telah tenggelam lagi kedalam lubang surgawi, aku goyang pelan, sedikit bertenaga dan kenceng.. sambil mulut ini
j8S2d.