Tujuandari kurikulum subjek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses "penelitian". Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulm subjek akademis adalah metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan guru kemudian dielaborasi (dilaksanakan) siswa sampai mereka kuasai. Indonesia adalah negara yang membanggakan diri dalam keragaman etnis dan budaya yang luas dan beragam. Sebuah bangsa sebesar Indonesia terikat untuk memiliki berbagai latar belakang budaya, agama, dan bahasa. Dengan keragaman etnis dan budaya yang luas di negara ini, siswa merangkul semua perbedaan yang menyertainya dan berusaha membangun lingkungan yang menampilkan keunikan ini. Sikap siswa di Indonesia terhadap keragaman etnis dan budaya negara adalah salah satu penerimaan dan perayaan. Pada tingkat pribadi, siswa belajar untuk menghormati dan menghargai semua budaya yang berbeda, tradisi dan bahasa yang ditemukan di Indonesia. Mereka belajar untuk menerima, dan bahkan merayakan, berbagai kebiasaan dan kebiasaan dari berbagai etnis Indonesia. Siswa juga secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang menyatukan orang – orang dari latar belakang etnis dan budaya yang berbeda. Festival dan acara perayaan lainnya diselenggarakan untuk mempromosikan kesadaran dan pemahaman budaya. Acara semacam itu menyatukan berbagai etnis dan mendorong mereka untuk merayakan budaya dan kebiasaan mereka sendiri yang berbeda. Kegiatan semacam itu membantu menumbuhkan rasa persatuan di antara orang Indonesia, terlepas dari latar belakang budaya mereka. Selain itu, sekolah – sekolah di Indonesia menempatkan banyak penekanan pada mengajar siswa mereka tentang berbagai latar belakang etnis dan budaya di Indonesia. Mereka juga melakukan kegiatan seperti kunjungan ke daerah – daerah yang berpenduduk etnis yang berbeda untuk mempromosikan persatuan dan pemahaman di antara para siswa. Kesimpulannya, sikap mahasiswa di Indonesia terhadap keragaman etnis dan budaya negara merupakan salah satu penerimaan dan perayaan. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang keragaman yang membentuk negara, dan merangkulnya dalam setiap aspek kehidupan mereka. Sikap ini berkontribusi pada pertumbuhan Indonesia sebagai bangsa yang harmonis, yang dihormati secara universal karena keragaman etnis dan budayanya. Indonesia adalah negara kepulauan yang indah dengan warisan budaya dan etnis yang sangat beragam. Ini adalah negara yang, dengan ratusan berbagai suku dan ribuan bahasa, menawarkan kesempatan besar untuk belajar dan tumbuh bagi warganya. Dengan masuknya budaya asing dalam beberapa tahun terakhir, sistem pendidikan Indonesia harus menyesuaikan diri untuk mengakomodasi perspektif yang berbeda ini. Buku teks tradisional sering diganti dengan bahan yang lebih inklusif yang memenuhi kebutuhan dan kepentingan semua siswa, terlepas dari latar belakang atau pandangan budaya mereka. Siswa Indonesia, karena latar belakang mereka yang beragam, menampilkan berbagai sikap ketika terlibat satu sama lain. Keragaman budaya dan kepercayaan, yang membentuk lanskap bangsa, mendorong siswa Indonesia untuk berpikiran terbuka dan menghormati perbedaan satu sama lain. Lingkungan belajar di sekolah Indonesia adalah salah satu yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi budaya dan latar belakang mereka sendiri dalam pengaturan yang aman dan inklusif. Hal ini penting bagi siswa Indonesia untuk diberi kesempatan untuk belajar sejarah negara mereka, adat istiadat dan bahasa, serta mendorong mereka untuk bertukar ide dan keyakinan dengan satu sama lain. Kekayaan pemahaman, rasa hormat dan apresiasi terhadap budaya yang berbeda ini merupakan elemen penting yang sangat penting bagi sistem pendidikan yang sukses di Indonesia. Siswa di Indonesia merangkul keragaman budaya dan etnis bangsa dan lebih dari bersedia untuk mengeksplorasi banyak pilihan yang tersedia bagi mereka. Salah satu cara siswa Indonesia menunjukkan rasa hormat mereka terhadap keragaman etnis dan budaya adalah melalui sikap mereka terhadap tantangan antar budaya. Sistem pendidikan Indonesia tidak mendorong siswa untuk memilih satu budaya di atas yang lain, melainkan mendorong mereka untuk menghargai perbedaan masing – masing. Sikap ini dapat dilihat dalam berbagai inisiatif yang diambil oleh banyak lembaga pendidikan Indonesia yang mencakup program dan kegiatan pertukaran budaya yang memungkinkan siswa untuk mencampur dan mencocokkan latar belakang etnis yang berbeda, sambil mendapatkan pemahaman tentang budaya yang mereka hubungkan. Indonesia adalah contoh yang bagus dari multikulturalisme karena siswa dari semua latar belakang berkumpul untuk belajar, menghargai dan mendukung satu sama lain. Di kelas, kesempatan dan proyek pembelajaran bersama memberi siswa kesempatan untuk memperkuat pemahaman mereka tentang budaya yang berbeda, dan untuk berbagi budaya mereka sendiri. Oleh karena itu, sikap mahasiswa di Indonesia terhadap keragaman etnis dan budaya merupakan salah satu bentuk inklusi dan apresiasi. Mereka bersyukur memiliki akses ke sistem pendidikan yang kaya yang memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi, memahami dan terhubung satu sama lain, dan berharap untuk terlibat dalam dialog yang bermakna dan pertukaran timbal balik. Apa Yang Terjadi? Sikap siswa dengan keragaman etnis dan budaya di Indonesia adalah salah satu penerimaan, dukungan dan rasa hormat. Sikap ini sangat penting untuk kesatuan keseluruhan negara dan rakyatnya. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menjadi salah satu negara yang paling beragam dalam hal budaya dan etnis. Semua orang, terlepas dari asal usulnya, disambut, dihormati dan diterima di negara ini. Siswa Indonesia menunjukkan rasa hormat yang besar terhadap keragaman ini dan berusaha untuk menumbuhkan suasana internasional yang inklusif. Para siswa ini memahami pentingnya keragaman budaya dan etnis di Indonesia. Mereka berusaha untuk mengeksplorasi banyak aspek negara melalui pertukaran budaya. Mereka terbuka untuk belajar tentang tradisi dan budaya lain, serta menghormati dan merangkul nilai – nilai tradisional. Untuk mempromosikan sikap ini di kalangan mahasiswa, perguruan tinggi Indonesia telah menerapkan beberapa inisiatif. Sebagai contoh, beberapa universitas sekarang telah memperkenalkan Program Pertukaran Mahasiswa Internasional. Melalui program ini, mahasiswa Indonesia dapat merasakan budaya dan lingkungan akademik universitas asing. Ini menawarkan kesempatan besar bagi siswa untuk menjadi bagian dari jaringan global siswa sambil menjelajahi budaya dan keyakinan yang berbeda. Selain Program Pertukaran Siswa Internasional, beberapa lembaga pendidikan juga telah membuka pintu mereka ke negara – negara dari seluruh dunia. Dengan mengundang para ahli dari negara lain, mahasiswa Indonesia dapat memperoleh wawasan berharga tentang budaya asing. Para ahli ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang budaya mereka, tetapi juga pelajaran hidup yang perlu diketahui oleh kaum muda Indonesia untuk masa depan mereka. Hal ini mendorong untuk melihat sikap positif mahasiswa Indonesia terhadap keragaman budaya dan etnis. Dengan merangkul dan belajar dari budaya yang berbeda, siswa Indonesia dapat bekerja sama untuk menciptakan rasa persatuan nasional. Persatuan seperti itu akan mempromosikan perdamaian dan toleransi di negara mereka, membantu membangun Indonesia yang lebih baik untuk semua orang. Mengapa Informasi Ini Penting? Indonesia adalah negara kepulauan yang luas lebih dari pulau, rumah bagi ratusan budaya, etnis dan bahasa. Dalam beberapa tahun terakhir, negara ini semakin melihat diversifikasi latar belakang budaya dan etnis penduduknya. Diversifikasi ini sangat penting bagi siswa Indonesia, yang pandangan dunia dan sikapnya terhadap kehidupan dibentuk oleh paparan berbagai budaya, agama, dan cara hidup yang berbeda. Di jantung bangsa terletak nilai keragaman etnis dan budaya. Siswa Indonesia didorong untuk melihat keragaman ini sebagai pengalaman yang memperkaya dan positif yang membawa banyak perspektif, ide, dan pengetahuan yang berbeda ke dalam kehidupan mereka. Bagian penting dari ini adalah bagi siswa untuk tidak hanya menghargai dan menghormati satu sama lain tetapi untuk belajar dari latar belakang yang berbeda dan bekerja sama untuk membangun Indonesia yang lebih bersatu. Bagian berharga dari proses ini melibatkan siswa yang tumbuh untuk memahami dan menerima perbedaan antara mereka dan siswa lain. Untuk menumbuhkan pemahaman lintas budaya, sekolah menyediakan modul dan pelajaran tentang topik keragaman budaya untuk lebih mendidik siswa tentang pentingnya rasa hormat dan penghargaan budaya. Sikap mahasiswa Indonesia terhadap keragaman etnis dan budaya merupakan salah satu keterbukaan dan rasa ingin tahu. Mahasiswa Indonesia bersedia belajar tentang berbagai latar belakang dan cara hidup yang ada di negara mereka, dan berusaha untuk menjadi lebih berpengetahuan tentang topik keragaman budaya. Mereka telah memeluk konsep interkulturalisme dan mencoba menyebarkan pesan persatuan, toleransi dan saling menghormati di antara rekan – rekan mereka. Pada skala yang lebih besar, pemerintah Indonesia telah mengajukan banyak inisiatif untuk mempromosikan multikulturalisme dan menjunjung tinggi nilai – nilai keragaman etnis dan budaya. Sebagai bangsa terus merangkul nilai – nilai ini, dapat dilihat bahwa populasi siswa dalam semangat yang sama dan secara aktif mendukung budaya pemahaman dan penerimaan. Kapan Dan Siapa Yang Membuat Artikel Ini Trending? Indonesia adalah salah satu negara yang paling beragam secara etnis dan budaya di dunia. Dari keragaman bahasa yang dituturkan hingga keragaman budaya dan agama, Indonesia benar – benar merupakan tempat peleburan keragaman. Namun, keragaman ini sering dapat dilihat sebagai sumber konflik dan perpecahan daripada sumber kekuatan dan kebanggaan. Ini karena banyak orang dibesarkan untuk percaya bahwa keragaman adalah sesuatu yang harus ditakuti, bukan sumber pengayaan. Sikap mahasiswa di Indonesia terhadap keragaman etnis dan budaya belum tentu negatif. Bahkan, banyak siswa mengakui bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat beragam, dan merayakannya seperti itu. Kita dapat melihat ini dalam cara siswa dengan bangga merayakan hari libur budaya dan agama mereka, atau cara siswa bergabung bersama untuk mendiskusikan dan belajar tentang berbagai budaya dan agama. Kemampuan untuk belajar dari dan memahami budaya, latar belakang, dan perspektif masing – masing adalah sesuatu yang banyak siswa perjuangkan. Namun, terlepas dari sikap toleransi dan penerimaan ini, masih ada beberapa masalah yang dihadapi siswa yang berkaitan dengan keragaman etnis dan budaya di Indonesia. Misalnya, siswa masih menghadapi diskriminasi dan prasangka, baik di dalam maupun di luar kelas. Ini adalah masalah yang perlu ditangani, sehingga semua siswa dapat merasa nyaman dan diterima di lingkungan belajar mereka. Masalah lain yang dihadapi siswa adalah kebutuhan untuk menyadari identitas mereka sendiri dan untuk tetap berpikiran terbuka ketika membahas isu – isu keragaman budaya dan agama. Indonesia adalah negara yang berubah dengan cepat dan beragam, dan penting bahwa siswa sadar dan dididik tentang berbagai agama, budaya dan latar belakang di negara mereka untuk menumbuhkan rasa persatuan dan pemahaman antara satu sama lain. Pada akhirnya, sikap mahasiswa di Indonesia terhadap keragaman etnis dan budaya sangat positif. Siswa mengakui nilai keragaman dan berusaha menuju pemahaman dan inklusi, sementara juga menyadari masalah dan tantangan yang kadang – kadang dapat datang dengan keragaman. Dengan pendidikan dan dukungan yang tepat, sikap ini diharapkan dapat mengarah pada masyarakat yang lebih menerima. Bagaimana Sikap Seorang Pelajar Dengan Keberagaman Suku Bangsa Dan Budaya Di Indonesia Indonesia adalah negara dengan budaya dan warisan yang kaya, dimanifestasikan dalam keragaman etnolinguistik dan multietnis yang unik. Menurut sensus 2010, hampir tiga ratus kelompok etnolinguistik dan etnis yang berbeda menghuni kepulauan Indonesia, dan budaya, bahasa, kepercayaan dan adat istiadat sangat bervariasi di banyak pulau. Akibatnya, Indonesia telah lama dianggap sebagai peleburan budaya, agama dan adat istiadat. Sikap siswa dari latar belakang etnis dan budaya yang berbeda di Indonesia bervariasi dan kompleks. Secara umum, multikulturalisme diterima secara luas dan dirayakan oleh orang – orang di seluruh negeri. Orang Indonesia dari berbagai latar belakang berbagi rasa kebanggaan nasional yang kuat dan sering merangkul keragaman budaya. Tentu saja, sikap ini sangat tergantung pada lingkungan dan konteks subjektif, karena nuansa sangat berakar pada keyakinan dan pengalaman pribadi. Yang mengatakan, banyak siswa mengekspresikan keinginan untuk belajar tentang sejarah dan budaya kelompok etnis lain, dan umumnya terbuka untuk membangun hubungan dengan mereka. Seringkali, sekolah umum khususnya menyediakan platform di mana siswa dari latar belakang yang berbeda dapat mendiskusikan dan bertukar pengetahuan budaya, serta belajar untuk menghargai perbedaan masing – masing. Pada saat yang sama, penting untuk mengenali bahwa banyak siswa dari latar belakang etnis dan budaya yang berbeda merasa terasing dari masyarakat arus utama. Pengucilan sosial dan tantangan terhadap identitas mereka dapat menyebabkan beberapa siswa merasa seperti praktik dan tradisi budaya mereka kurang dihargai jika dibandingkan dengan budaya nasional. Dengan demikian, penting untuk mengingat pentingnya dialog dan komunikasi ketika menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka bagi kaum muda dengan latar belakang yang berbeda. Hal ini pada akhirnya dapat membantu menciptakan saling pengertian, rasa hormat dan toleransi terhadap budaya masing – masing. Secara keseluruhan, konteks multietnis dan multikultural Indonesia yang unik telah menumbuhkan sikap unik di antara para siswanya yang menghargai keragaman dan menyambut pertukaran pengetahuan budaya. Melalui dialog dan komunikasi yang saling menghormati, siswa, pendidik dan keluarga mereka dapat lebih menumbuhkan suasana saling pengertian dan penerimaan.
Isukeragaman - metafora the windows and mirror Konselor sekolah selalu berkutat dengan bagaimana membantu sekolah dalam memberikan semangat kepada masing-masing individu didalamnya yang mempunyai keberagaman etnik, budaya dan identitas personal dan bagaimana menciptakan sebuah komunitas yang kohesif dan saling menghargai ditengah-tengah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. TANTANGAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGEDEPANKAN KEBERAGAMAN SISWARefleksi Individu Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan? Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda? Disetiap waktu kita di hadapkan pada perbedaan tidak hanya dalam individu, perbedaan ini kita rasaakan dalam masyarakat dan terlihat jelas pada anak didik kita dalam kelas, saya, kita dan mereka terlahir dengan perbedaan dan keragaman bagaimana kita bisa hidup berdampingan satu sama lain. Menjadi pelajaran besar bagi kita. Dilihat dari titik kita sebagai guru dengan segala keragaman yang ada dalam murid kita, kita di tantang untuk menuntun murid kita kedepan menuju kemerdekannya, kemandiriannya, dan tujuan hidupnya mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya dalam merupakan wadah yang didalamnya terdapat guru yang saling bekerjasama satu dengan lainnya membangun siswa untuk dapat mencapai kemerdekaan, mencapai keselamatanya,dan mencapai tujuannya. kita seorang pendidik hendaklah melayani murid kita setulus hati. Karena mereka adalah kebanggaan kita di masa depan nanti, menuntun , mendidik dengan nilai dan peran yang kita milikiDari kondisi geologi dan astronomis menjadikan negara Indonesia dengan " keberagaman rakyatnya" tidak terelakkan olehnya setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda dan memiliki keunikan masing-masing. Mulai dari adanya perbedaan secara internal maupun eksternal. Perbedaan internal meliputi perbedaan fisik yaitu perbedaan warna kulit, rambut, mata, gaya belajar yang berasal dari diri mereka masing-masing dan lainnya, dan perbedaan eksternal sendiri meliputi agama, ras, asal tempat tinggal dan masih banyak perbedaan membuat mereka dapat melakukan pembelajaran dengan baik dengan keberagaman yang mereka miliki makasaya sebagai seorang guru memberikan mendampingan pada mereka, memfasilitasi dan memberikan pelayanan berdasarkan perbedaan-perbedaan yang mereka miliki tersebut. Yang di awali di tahun ajaran ini, murid mengikuti serangkaia tes untuk menentukan gaya belajar mereka masing-masing apakah mereka masuk gaya belajar kinestetik, auditori, audio visual, dengan memahami gaya belajar anak akan membuat saya lebih memahami mereka dengan demikian maka saya bisa mengambil langkah atau strategi apa yang tepat untuk merancang dan menjalankan proses pembelajaran di kelas dengan baik. Selama proses berlangsung saya melakukan pendekatan tersendiri pada murid untuk memahami lebih dalam kebutuhan mereka. Dengan pemahaman lebih dalam karakteristik siswa dan gaya belajar siswa dan menentukan strategi mana yang tepat yang saya laksanakan, Tentunya saya jadi bisa melaksanakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan di dalam kelas untuk mereka menemukenali dan membangkitkan kemandirian mereka. Dalam melakukan proses pembelajaran, saya melakukan pendekatan yang berbeda. Menekankan kepada mereka arti keluarga yang berkolaborasi mencapai satu tujuan utama siswa, disini saya mengajak siswa yang memiliki kemampuan lebih untuk saling berbagi dan belajar tutor sebaya untuk saling membantu. Dan saat pembelajaan mandiri saya akan memberikan pendekatan ke seluruh siswa tanpa terkecuali dan disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan karakteristik dan gaya belajar siswa di atas. Dalam proses pembelajaran yang saya tonjolkan adalah keberpihakkan saya sebagai guru terhadap murid, dimana dengan membuat susasa belajar yang nyaman dengan mengikuti gaya belajar mereka, karakteristik mereka yang berbeda, pemilihan metode belajar yang tepat dan materi yang mereka senangi serta saling berbagi, menghormati, kolaborasi maka proses pembelajaran yang dilakukan murid di dalam kelas dapat berlangsung dengan baik. Mereka belajar dengan antusias dan Kita sebagai guru mampu dengan mudah menuntun mereka mencapai kebahagian tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?Jika kita memilih dan telah menentuakan tujuan kita sebagai guru maka sesulit apapun tantangan yang menghalang didepan dapat kita selesaikan dengan baik, dari kalimat ini, setiap proses pasti ada tantangan. Tantangan saat proses pembelajaran berlangsung di kelas dengan keberagaman karakteistik siswa di dalam kelas adalah persiapan yang matang sebelum melakukan proses pembelajaran dan ini akan menyita waktu, pikiran dan dan tenaga, dan materi kita sebagai guru. 1 2 Lihat Pendidikan Selengkapnya
Tetapi ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu melindungi keanekaragaman hayati—melalui pengurangan penggunaan pestisida dalam bidang pertanian, mengubah kebiasaan konsumsi sehari-hari, dan menyebarkan pengetahuan mengenai pentingnya kita untuk berubah kepada orang-orang yang tepat. Metode 1 Mengupayakan Keanekaragaman Hayati Lokal
- Saat ini, seringkali anak tidak suka dengan temannya hanya gara-gara perbedaan. Perbedaan ini bisa dicontohkan karena beda warna kulit atau hal-hal tak menghargai perbedaan dan keragaman bisa terjadi pada anak-anak kita. Karena itulah menjadi kewajiban orangtua untuk membimbingnya. Sebagai warga negara Indonesia, kita sudah terbiasa dan seharusnya hidup dalam keragaman. Baik keragaman agama, adat istiadat, suku, budaya, dan bahasa. Karena itu, penting sekali mengenalkan anak pada keragaman yang dapat dimulai sejak usia dini. Baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah. Baca juga Hasil Survei Berikut 3 Masalah Orangtua Dampingi Anak BDRAda beberapa cara atau tips yang bisa dilakukan orangtua untuk melatih agar anak menghormati perbedaan dan keragaman dalam lingkungan. Melansir laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, berikut ini tipsnya 1. Ajak bersosialisasi Orang tua harus mengajak anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bersosialisasi bisa di sekolah maupun di rumah. Beri kebebasan kepada anak untuk berteman dengan siapapun tanpa memandang agama, suku maupun ras. Berkomunikasilah dengan guru tentang perkembangan sosial anak di sekolah. Ajak anak bersosialisasi dengan lingkungan di rumah dengan cara mengundang anak-anak di sekitar rumah untuk bermain ke rumah atau sebaliknya. Ini akan membawa dampak pada perkembangan sosial anak. 2. Berpikir kritis Untukmembantu pembelajar meraih sukses dalam setiap pembelajaran, hal yang bisa dilakukan oleh guru adalah : menyajikan materi pelajaran dengan sajian multisensori yang dapat ditangkap oleh keragaman modalitas belajar siswa, membuat kelompok-kelompok kecil sebagai pemantapan belajar dan kerjasama komunikatif antar siswa, serta memberikan tugas Keberagaman budaya Indonesia harus dilestarikan, agar dapat diturunkan ke generasi selanjutnya! Yuk, ikut Dafa dan Lulu membahas bagaimana caranya melestarikan keragaman budaya di pelajaran IPS Terpadu kelas 4! — SD Nusantara mengadakan pentas seni yang menampilkan keragaman budaya dari seluruh Indonesia. Dafa, Lulu, dan teman-teman lainnya menonton pementasan itu di halaman sekolah. Semua anak bersorak ria dan bertepuk tangan begitu penampilan terakhir ditutup. “Keren banget, Daf! Kayaknya, pentas seni kayak gini harus sering diadakan, deh. Menurutmu gimana?” tanya Lulu begitu pementasan selesai. “Setuju, Lu. Ternyata, tarian tradisional dan lagu daerah itu banyak banget, ya!” ucap Dafa dengan bangga. “Iya. Karena setiap provinsi punya kebudayaan masing-masing, jadi budayanya beragam deh!” ujar Lulu. “Tapi, gimana ya, agar generasi selanjutnya masih bisa mengenal ragam kebudayaan ini? Mengingat sekarang, cukup banyak budaya asing yang masuk,” tanya Dafa. “Caranya, kita harus ikut melestarikan budaya Indonesia!” lanjut Lulu. Baca Juga Ini Penyebab Keberagaman Budaya di Indonesia “Hmm, memang, apa saja manfaatnya kalau kita melestarikan budaya?” Dafa menatap Lulu serius. “Ada dua manfaat yang didapatkan saat kita melestarikan budaya kita sendiri, yaitu manfaat terhadap kita sebagai warga negara Indonesia, dan manfaat terhadap Indonesia sebagai negara kesatuan,” jelas Lulu. “Manfaatnya banyak banget, ya! Tapi, selain tahu manfaatnya, kita juga harus tahu bagaimana cara melestarikannya,” sambung Dafa. “Kamu tahu gak, Lu?” tanya Dafa. “Tahu, dong! Nih ya, kamu bisa mengajarkan budaya yang kamu tahu pada orang lain, misalnya aku dari Bali, aku tahu tari Bali. Aku bisa mengajarkan tari Bali ke teman-temanku yang berasal dari budaya lain. Atau, kamu juga bisa mengikuti festival kebudayaan lho! Dengan mengikuti festival kebudayaan, kamu bisa mempelajari budaya lain di Indonesia,” tutur Lulu. Baca Juga Mengenal Macam-Macam Keberagaman Budaya di Indonesia “Nah, kita kan sudah tahu bahwa Indonesia memiliki banyak budaya yang harus kita lestarikan. Maka dari itu, sebagai masyarakat Indonesia, kita harus memiliki sikap yang sesuai dengan kondisi keberagaman budaya di Indonesia. Misalnya, walaupun kita memiliki kebudayaan yang berbeda dengan teman, kita tetap saling menghormati dan tidak memandang rendah budaya lain.” ujar Dafa. “Aku kasih tau ya, gimana caranya bersikap dalam menghadapi keberagaman budaya,” lanjut Dafa. “Oh, gitu! Dengan bersikap kaya gini, apa kita bisa jadikan keberagaman budaya sebagai alat pemersatu bangsa?” tanya Lulu. “Tentu saja, Lu! Nah sekarang, kita harus ajak teman-teman yang lain nih, Lu! Biar mereka tahu manfaat dan cara melestarikan budaya, serta bagaimana sikap kita dalam menghadapi keberagaman. Tulis di kolom komentar ya! Bagaimana cara kamu melestarikan suatu Budaya!” ajak Dafa. Mau tahu cerita lainnya? Saksikan kisah Dafa, Lulu, dan teman-teman lainnya di aplikasi ruangguru! Ayo download dan berlangganan fitur Belajar Bersama Dafa & Lulu untuk menemani hari-hari belajarmu sekarang, yuk! Materi Oleh Panjie Brahmantio Disunting Oleh Salita Romarin

Denganmengambil judul Kolaborasi Pembelajaran Menyenangkan dan Kontekstual di Masa Pandemi pada Rancangan Aksi Nyata Modul 1.1. Filosofi Ki Hajar Dewanrtara, saya berharap pelaksanaan pembelajaran daring/jarak jauh dijalankan untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna, sesuai yang diharapkan oleh Bapak Pendidikan tersebut dalam filosofinya

Oleh Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama. Keberagaman dalam masyarakat Indonesia harus dipelihara sebagai identitas dan kekayaan bangsa. Perbedaan budaya yang ada di sekitar kita, sebaiknya tidak menjadi bahan perselisihan dan pertentangan. Kita harus menghormati budaya dari daerah lainnya. Tujuannya untuk menjaga kedaulatan negara dan ketentraman dalam hidup bermasyarakat serta melestarikan kebudayaan bangsa. Menghormati budaya ini juga termasuk salah satu sikap dalam menghadapi keberagaman di juga 5 Penyebab Keberagaman Masyarakat di Indonesia Sikap menghormati budaya daerah lain Adapun sikap yang dapat kita lakukan untuk menghormati dan menghargai budaya daerah lain sebagai berikut Tidak membangga-banggakan budaya sendiri Tidak menjelek-jelekkan budaya daerah lainnya Mau menikmati pertunjukan budaya daerah lainnya, misalnya kita mengikuti festival budaya dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Mau mempelajari budaya daerah lainnya, misalnya kita mempelajari lagu-lagu daerah yang ada di Indonesia dan juga tarian-tarian daerah. Kita juga bisa mempelajarinya di sanggar-sanggar tari. Baca juga Keberagaman Sosial Budaya dan Masalahnya Cara melestarikan budaya bangsa Sikap yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya bangsa sebagai berikut Mau menerima keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di masyarakat kita Mempelajari kesenian daerah lainnya Mengembangkan budaya daerah sendiri Mengadakan pertunjukan kesenian daerah Contoh sikap menghargai keberagaman di sekolah Selain lingkungan masyarakat, di sekolah juga terdapat keberagaman individu. Contoh sikap kita dalam menjaga kerukunan dalam keberagaman di sekolah antara lain sebagai berikut Menerima perbedaan pendapat teman saat diskusi. Jadi kita tidak boleh memaksakan pendapat kita kepada teman, begitupun ketika teman berpendapat kita harus bisa menerimanya. Tidak mengucilkan teman yang memiliki kebiasaan atau sifat tertentu. Menjenguk teman yang sedang sakit. Meminjamkan peralatan sekolah kepada teman, jika ada teman yang tidak membawa peralatan sekolah, kita bisa meminjamkannya. Melerai dan saling mengingatkan saat ada teman yang berselisih pendapat. Baca juga Makna Bhinneka Tunggal Ika, Prinsip, dan Contoh Sikap Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
ContohAktivitas yang Dilarang Pada Masa Orientasi Siswa. Contoh aktivitas yang dilarang dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah setelah adanya Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016: Memberikan tugas kepada siswa baru yang wajib membawa suatu produk dengan merk tertentu. Menghitung sesuatu yang tidak bermanfaat (menghitung nasi, gula, semut, dsb).
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di dalam suatu kelas tentu saja tidak hanya terdapat siswa yang punya karakter seragam namun beragam. Perbedaan karakter siswa bisa berupa dari watak siswa, sifat siswa, perihal kesukaan yang dimiliki siswa dan tingkat intelegensi anak. Dan keragaman tersebut menjadi sebuah tanggung jawab guru, bagaimana suatu proses pembelajaran bisa lancar di tengah siswa yang memiliki banyak keragaman. Dalam menjalankan suatu proses belajar di tengah keragaman tentu saja terdapat beberapa kendala. Berikut adalah beberapa contoh kendala yang diakibatkan keragaman siswa dan bagaimana sikap guru dalam menghadapi/mengatasi masalah/kendala yang terbentuk akibat keragaman ketika melakukan proses belajar mengajar dalam menghadapi keragaman dari peserta didik di dalam kelasa. Pak Yijin adalah seorang guru di SD. Pak Yijin memiliki siswa yang selalu menyendiri dan siswa tersebut memiliki karakter yang berbeda dari teman-temannya satu kelas karena sifat pendiamnya. Tugas Pak Yijin sebagai guru yaitu memberikan bimbingan dengan cara melakukan pendekatan. Langkah awal yang dapat dilakukan Pak Yijin yaitu pada saat setiap pulang sekolah, Pak Yijin menyempatkan mengajak ngobrol ketika siswa tersebut belum dijemput. Agar siswa tidak kaku, Pak Yijin mengajaknya berbicara layaknya seperti temannya, membicarakan banyak hal dari yang penting hingga hal yang lucu. Setelah beberapa hari melakukan pendekatan, Pak Yijin bisa menyimpulkan bahwa sikap pendiam siswa tersebut karena takut untuk memulai sebuah pembicaraan. Langkah selanjutnya yang harus Pak Yijin lakukan yaitu meminta teman sebangkunya untuk mengajaknya berbicara dan ketika jam istirahat Pak Yijin meminta teman sebangkunya untuk megajaknya ke kantin bersama. Ketika pulang sekolah sebelum mereka di jemput, Pak Yijin menyempatkan waktu untuk mendekati siswa tersebut dan teman sebangkunya lalu mengajak berbicara seperti membahas kartun yang mereka lihat di televisi. Sikap Pak Yijin ikut terlarut dalam pembicaraan mereka membawa dampak yaitu secara tak sadar bagi siswa tersebut untuk terbiasa berpendapat. Lalu Pak Yijin menyarankan kepada siswa yang bermasalah tersebut jika terdapat hal yang ingin dibicarakan bisa langsung menemui Pak Yijin. Apabila small circle pertemanan yang dibangun dengan teman sebangkunya sudah terbentuk tentunya siswa tersebut akan terbiasa curhat/berinteraksi dengan teman sebangkunya, selanjutnya yaitu membiasakan anak tersebut terbiasa berinteraksi. Contoh cara membiasakan siswa tersebut agar terbiasa berinteraksi yaitu melibatkan siswa tersebut dalam kegiatan lomba pada saat 17 Agustus. Langkah awal yang dilakukan Pak Yijin yaitu membentuk kelompok siswa untuk mengikuti lomba yang melibatkan tim/kelompok seperti bermain bola basket yang membutuhkan kekompakan dan interaksi sesama anggota lalu Pak Yijin mengikutsertakan siswa tersebut ke dalam tim lomba. Dari beberapa tahap bimbingan yang dilakukan Pak Yijin, siswa tersebut akan terbiasa melakukan interaksi sehingga dapat mempengaruhi kepribadiannya ketika di lingkungan Bu Yurim adalah guru kelas 2 SD. Di dalam kelas Bu Yurim, Bu Yurim memiliki peserta didik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Dalam menghadapi karakter siswa yang berbeda-beda tentunya Bu Yurim mempelajari karakter-karakter setiap anak didik sehingga dapat memudahkan Bu Yurim untuk melaksanakan pembelajaran. Perbedaan karakteristik juga akan mempengaruhi pola mengajar. Tidak semua siswa suka dengan metode mengajar Bu Yurim. Untuk mengatasi masalah tersebut, langkah awal yang dapat Bu Yurim lakukan untuk mengenali karakter siswa yaitu memahami terlebih dahulu pemahaman tentang diri sendiri Self Understanding, dan juga pemahaman tentang orang lain Under Standing the Other. Contoh, Bu Yurim memahami bahwa dirinya adalah sosok yang punya karakter apabila berbicara selalu dengan nada tinggi dan di dalam kelas terdapat beberapa siswa yang punya karakteristik yang berbeda-beda. Siswa yang berani tidak akan takut kepada Bu Yurim walaupun Bu Yurim punya karakter nada bicara tinggi ketika menjelaskan materi. Tetapi ada murid Bu Yurim yang penakut sehingga ketika Bu Yurim menjelaskan, murid Bu Yurim yang penakut berkeringat dingin ketika memperhatikan Bu Yurim saat menjelaskan. Dalam menghadapi situasi tersebut Bu Yurim harus beradaptasi, bagaimana karakter nada tinggi Bu Yurim tidak membuat rasa takut pada peserta didik yang punya karakter penakut. Dari sinilah Bu Yurim bertindak sebagai psikolog dan dokter bagi siswa tersebut yang punya karakter penakut. Langkah selanjutnya yang dilakukan Bu Yurim yaitu menanyakan kebiasaan si anak pada saat di rumah kepada orang tua si anak tersebut. Pada saat wawancara, ditemukan bahwa orang tua si anak tidak pernah berbicara dengan nada tinggi kepada si anak. Ketika Bu Yurim sudah mengetahui bahwa kebiasaan di rumah memang si anak tidak pernah kena omongan dengan nada tinggi. Sehingga langkah selanjutnya Bu Yurim beradaptasi. Ketika pulang sekolah, Bu Yurim mengajak berbicara. Bu Yurim berusaha berbicara dengan tutur kata yang pelan dan halus dengan memelankan suara, lalu menanyakan mengapa ketika Bu Yurim menjelaskan materi anak tersebut selalu ketakutan. Ketika anak tersebut sudah mulai bisa menceritakan, Bu Yurim sebagai guru harus langsung memahami dan memberi pemahaman bahwa memang suara yang dimiliki Bu yUrim memang memiliki ciri khas nada tinggi namun bukan berarti Bu Yurim marah jadi tidak usah takut. Bu Yurim dapat memberi motivasi dan memberi sugesti yang tepat serta memberikan solusi. Bu Yurim harus intensif dalam melakukan pendekatan seperti membiasakan mengajaknya berbicara ketika pembelajaran berlangsung, dan pada saat pulang sekolah ketika bersaliman dengan Bu Yurim. Bu Yurim dapat memberi senyuman dan menanyakan beberapa pertanyaan ringan seperti "pulang sekolah dijemput siapa nak?". Dari situlah akan tumbuh kedekatan antar anak didik yang awalnya punya karakter penakut bisa beradaptasi dengan karakter Bu Yurim yang mempunyai nada tinggi saat menjelaskan materi. c. Pak Sangkara adalah seorang pengajar di SD. Pak Sangkara memiliki murid yang berbeda dari murid yang lainnya. Murid Pak Sangkara yang satu ini tidak bisa membaca abjad dan angka. Pada saat ada ulangan di kelas, ia tak dapat mengerjakan karena tak bisa membaca. Sehingga Pak Sangkara sebagai guru pada saat ulangan membacakan soal ulangan dan membacakan pilihan jawaban yang tersedia. Ketika siswa tersebut telah memilih jawabannya, Pak Sangkara mengarahkan untuk memberi tanda pada jawaban yang benar. Untuk menghadapi siswa tersebut, Pak Sangkara tidak menjadi guru yang menuntut, namun membimbing. Pak Sangkara memberikan bimbingan khusus kepada siswa tersebut. Bimbingan tersebut Pak Sangkara lakukan ketika pulang sekolah. Bimbingan tersebut tak melulu perihal materi menghafal dengan membaca abjad di buku. Namun Pak Sangkara melakukan metode lain yaitu mengajak bernyanyi tentang abjad a-z dan menunjukkan visualisasi video bentuk huruf a-z. Dengan metode tersebut, anak mudah hafal. Pak Sangkara juga memberikan video tentang story telling seperti cerita anak. Hal tersebut diharapkan anak mengenal kata dan dapat menyusun abjad menjadi kata dan kalimat. Setelah sudah dirasa cukup, Pak Sangkara dapat menyuruhnya menuliskan abjad a-z di buku tulis hingga buku tulis tersebut penuh. Dan untuk benar-benar memastikan si anak sudah mengenal abjad Pak Sangkara seringkali menunjuk huruf random yang telah siswa tersebut tulis, dan Pak Sangkara menyuruh menyebutkan huruf apa yang Pak Sangkara tunjuk. Ketika sudah hafal dan tau bentuk huruf a-z, Pak Sangkara mencoba megujinya dengan metode dikte. Pak Sangkara melafalkan kata sederhana, dan ia menuliskan kata yang Pak Sangkara ucapkan lalu Pak Sangkara menyuruh anak tersebut untuk membaca tulisannya tersebut. Bimbingan tersebut dapat dilakukan secara rutin 30 menit setelah bel pulang sekolah yang dilakukan dari hari senin-jum'at. Saga mengajar di sebuah SD di Kabupaten Mojokerto. Di dalam kelas Pak Saga, siswanya memiliki kesukaan perihal warna yang beragam. Hingga suatu ketika anak didik bertengkar karena berdebat masalah warna apa yang paling bagus. Dari pertengkaran tersebut beberapa siswa ada yang membentuk sebuah geng dan mereka sering berselisih dengan temannya geng lain yang memiliki kesukaan warna yang bersebrangan. Pertengkaran tersebut juga memicu ketidakrukunan dan mereka menjadi tidak toleransi, hingga pada saat piket kelas mereka saling melempar-lempar tugas piket seperti terdapat adikuasa dimana ada kelompok geng yang menyukai warna tertentu tidak mau piket karena kelompok geng tersebut pada saat berdebat selalu menang dan dianggap kuat di kelas. Pada saat itu Pak Saga memberikan sedikit refleksi. Pak Saga memilih 4 siswa maju ke depan. 4 siswa tersebut memiliki geng, sebut saja siswa itu bernama A, B, C, dan D. Si A berteman dengan si B, mereka berdua menyukai warna merah. Dan si C berteman dengan si D, mereka berdua menyukai warna hitam. Lalu Pak Saga melontarkan pertanyaan kepada mereka "Bagaimana sikap kalian melihat kawan kalian si C dan D memiliki kesukaan warna yang berbeda dari kalian". Jawaban mereka "ya kami merasa mereka bukan teman kami bu, karena geng kami harus suka warna merah". Dari permasalahan tersebut Pak Saga mencoba menguasai permasalahan rill yang ada di kelas dan mencoba bagaimana cara mengembangkan pembelajaran toleransi agar siswa mampu mengimplementasikannya. Akhirnya Pak Saga menggunakan metode pembelajaran visual, Pak Saga mengajak mereka menonton cuplikan film "Laskar Pelangi". Dalam film tersebut Pak Saga menjelaskan bahwa terdapat perbedaan karakter dan suku. Pak Saga berkata "Kalian bisa amati dalam film Laskar Pelangi yang sedang kalian tonton, mereka berbeda-beda karakter, beda suku, beda kesukaan dalam menyukai lagu, berbeda kesukaan dalam memilih pelajaran yang disukai, namun mereka tetap rukun dan mencapai cita-cita bersama". Dari situ, siswa yang berbeda kesukaan tadi mulai tumbuh rasa toleransi. Lalu langkah selanjutnya Pak Saga melakukan tindakan pemantapan pemahaman toleransi dengan cara mengadakan kerja bakti untuk membersihkan kelas dimana dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut diperlukan kegiatan tolong Pak Eyden adalah guru di SD. Pak Eyden menyadari bahwa di dalam kelasnya siswanya tidak selalu cepat dalam menangkap suatu pembelajaran. Ada juga yang lamban. Pada saat itu pada materi perkalian Pak Eyden memahami bahwa dalam satu kelas terdapat siswa yang sukar ketika belajar matematika. Sehingga Pak Eyden mengadakan beberapa metode belajar untuk membangkitkan semangat para murid yang tidak bisa perkalian. Pada saat itu Pak Eyden mengadakan bimbingan jadi 4 tahap yaitu sesi belajar kelompok, les khusus, evaluasi dan motivasi. Pak Eyden mengajarkan jarimatika lalu Pak Eyden suguhi soal tentang perkalian untuk dikerjakan. Pak Eyden ikut mendampingi ketika menyelesaikan soal yang Pak Eyden berikan. Untuk menguatkan pemahaman perkalian, Pak Eyden mengajak menyanyikan lagu perkalian. Selanjutnya evaluasi yaitu dengan mengadakan kuis sebelum pulang sekolah, bagi yang belum bisa ketika diberi kuis perkalian, siswa wajib ikut les khusus belajar perkalian setelah pulang sekolah selama 30 menit. Pak Eyden juga memberi motivasi bagi siswa yang tak bisa perkalian agar siswa tersebut semangat dan tidak merasa minder sehingga terdapat kemauan belajar yang tinggi dapat terus tumbuh. Semua bimbingan tersebut dilakukan agar siswa yang memiliki kekurangan dalam proses belajar mata pelajaran matematika bisa mengejar teman-temannya yang sudah beberapa contoh kendala yang diakibatkan keragaman siswa dan bagaimana sikap guru dalam menghadapi/mengatasi masalah/kendala yang terbentuk akibat keragaman ketika melakukan proses belajar mengajar dalam menghadapi keragaman dari peserta didik di dalam kelas di atas, dapat disimpulkan bahwa guru bertanggung jawab atas masalah yang timbul akibat dari keragaman tersebut. Guru dituntut untuk memiliki pandangan yang lebih luas dan dapat melihat masing-masing siswa dari sudut pandang siswa tersebut sehingga tidak ada unsur judgment. Selain itu guru dituntut agar dapat mengenali karakter siswa agar dapat membimbing anak tersebut dalam mencapai kesuksesan belajar. Lihat Pendidikan Selengkapnya Secaraglobal, James A. Banks (-a)[17], mengidentifikasi ada lima dimensi pendidikan multikultural yang diperkirakan dapat membantu guru dalam mengimplementasikan beberapa program yang mampu merespon terhadap perbedaan pelajar (siswa), yaitu: 1. Dimensi integrasi isi/materi (content integration). - Keberagaman dapat ditemui di lingkungan sekitar kita, termasuk lingkungan sekolah. Keberagaman mempunyai sejumlah manfaat. Salah satunya menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan. Menurut Yulianti dan Dinie Anggraeni Dewi dalam jurnal Penanaman Nilai Toleransi dan Keberagaman Suku Bangsa Siswa Sekolah Dasar melalui Pendidikan Kewarganegaraan 2021, keberagaman adalah kondisi kelompok masyarakat yang memiliki perbedaan suku, agama, ras, serta kehidupan manusia, keberagaman merupakan kekayaan dan keindahan yang harus dijaga serta dirawat keberlangsungannya. Dikutip dari buku Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan dengan Kurikulum 2013 Edisi Kedua 2013 karya Muhammad Yaumi, keberagaman harus dijunjung tinggi dan persatuan harus ditingkatkan. Karena keberagaman dapat membuat kelompok masyarakat menjadi jauh lebih kuat. Baca juga Manfaat Keberagaman Budaya bagi Suatu Bangsa Contoh memanfaatkan keberagaman Ada banyak manfaat keberagaman di lingkungan sekolah, yakni menumbuhkan persatuan dan kesatuan, menumbuhkan sikap toleransi, belajar menghormati dan menghargai antarwarga sekolah, serta belajar mengutamakan kepentingan contoh rencana untuk memanfaatkan keberagaman antarwarga sekolah untuk masa yang akan datang, yaitu Contoh 1 Agar bisa memanfaatkan keberagaman antar warga sekolah, saya akan berusaha untuk lebih menghormati dan menghargai orang lain di lingkungan sekolah, seperti guru, teman, dan karyawan. Saya mau berteman dengan siapa saja tanpa harus melihat perbedaan agama, suku, ras, maupun keadaan ekonomi. Saya akan menghormati serta bersikap sopan kepada guru dan karyawan. Baca juga Contoh Keberagaman di Rumah dan Cara Menyikapinya Contoh 2 Agar bisa memanfaatkan keberagaman antar warga sekolah, saya akan berusaha melatih sikap toleransi terhadap teman. Caranya dengan menghormati dan menghargai kebudayaan, agama, dan bahasa daerah. Contohnya saya akan menghormati teman yang sedang beribadah atau menjalankan kewajiban agamanya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Refleksi1. Kesimpulan. Bacaan Wadah Para Penari Tradisional Kelas 5 - Halo sobat Bloggers, Kali ini kita akan membahas menjadi Bacaan Wadah Para Penari Tradisional yang terdapat pada Buku Siswa Kelas 5 Tema 3 Subtema 3 Pembelajaran 4. Tapi sebelumnya, kita simak bersama bacaan percakapan Udin dan teman-temannya. Melihat aneka budaya di dunia yang terus berbaur satu sama lain, menuntut orangtua untuk mulai mengajarkan keberagaman pada balita. Hal ini memang harus ditanamkan sejak dini, agar si kecil bisa menyikapi dengan bijak serta mengerti indahnya perbedaan. Menjadi pribadi yang toleran dan sanggup menghargai nilai perbedaan menjadi kualitas diri yang wajib dimiliki balita saat tumbuh dewasa nanti. Untuk mengajarkan keberagaman pada balita, Mama bisa coba 5 cara terbaik berikut 1. Baca cerita dari luar budaya kita Foto baca cerita dari luar budaya kita Orami Photo Stock Mama pasti pernah dengar cerita tentang Qorun, seorang pemilik harta yang sangat banyak hingga hartanya ditelan dengan bumi. Cerita yang berasal dari Timur Tengah ini sarat dengan budaya khasnya, seperti memakai sorban, gaya berbahasa, hingga warna kulit yang berbeda. Saat si kecil mendengar cerita dari luar budaya Indonesia, dia akan belajar bahwa tidak semua orang sama seperti yang dia lihat. Tak semua memiliki kulit sawo matang, suara yang lembut, atau postur tubuh seperti orang tuanya. Ajarkan juga pada si kecil bahwa tidaklah penting melihat seseorang dari rupa fisiknya, karena yang terpenting adalah niat baik dan perilaku seseorang. 2. Gunakan globe atau peta dunia Foto gunakan globe atau peta dunia Mama juga bisa menggunakan bola dunia atau atlas untuk mengajarkan keberagaman. Jelaskan kalau dunia ini sangat luas, dan diisi oleh banyak orang dengan latar belakang budaya yang berbeda tergantung dengan tempat tinggalnya, serta tempat mengagumkan yang tak ada di Indonesia. Berikan penjelasan semenarik mungkin, agar ia tertarik dan terdorong bertanya untuk mendengar cerita Mama lebih lanjut. 3. Sering jalan ke banyak tempat Foto jalan ke banyak tempat Maksud jalan disini bukan traveling keluar negeri ya, tapi cukup menyusuri beberapa daerah di dalam kota yang kental dengan budaya tertentu. Misalnya, Mama bisa mengajak si kecil ke daerah pecinan untuk budaya khas yang identik dengan Tiongkok disana, atau ke tempat budaya lain seperti museum TMII, serta mengikuti acara adat. Ini juga bisa menjadi kesempatan yang sangat baik untuk mengajarkan kearifan dan kebaikan dari budaya tersebut, agar si kecil tahu bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang tak baik 4. Ikuti acara budaya Foto acara budaya Ya, salah satu cara mengajarkan keberagaman pada balita adalah dengan memperlihatkan secara langsung pada si kecil. Kalau Mama berada di kota yang kental dengan budaya daerah, coba deh ajak si kecil menonton langsug pergelaran budaya tersebut. Jangan khawatir kalau Mama tinggal di kota besar dimana acara seperti itu jarang ditemukan, Mama tetap bisa mengajaknya menonton di Internet. Katakan padanya bahwa berbagai budaya yang berbeda akan memperkaya dan melengkapi dunia, jadi jangan takut dengan perbedaan tapi justru merawatnya. 5. Berikan contoh toleransi yang nyata Foto contoh toleransi yang nyata Melihat begitu banyak orang dewasa yang sepertinya tak bisa mempraktekkan toleransi, tak salah kalau Mama juga mengajarkan contoh toleransi secara nyata. Lain kali saat Mama berbicara atau mengobrol dengan orang yang berbeda budaya, jelaskan pada si kecil bahwa semua orang itu pada dasarnya sama. Tanamkan juga bahwa sudah menjadi tugas kita sebagai sesama manusia untuk berlaku baik pada orang lain, dan tak pernah menghakimi seseorang hanya karena mereka berbeda. Mengajarkan mengenai keberagaman sepertinya memang belum dianggap penting oleh orang tua. Percaya deh Ma, masa depan dunia akan menjadi jauh lebih baik bila balita bisa mengerti indahnya toleransi dan keberagaman sejak kecil. Budaya mana yang akan Mama kenalkan lebih dulu pada si kecil? WA Foto Shutterstock
Kamimembantu para siswa untuk merenungkan bagaimana mereka bisa menggunakan. Kami membantu para siswa untuk merenungkan bagaimana. School Muhammadiyah University of Yogyakarta; Course Title MANAGEMENT 6; Uploaded By JusticeMonkey28034. Pages 11 This preview shows page 9 - 10 out of 11 pages.
Untukmenunjukkkan kemampuan tersebut, seorang siswa harus dapat memilih dan menggunakan apa yang mereka telah miliki secara tepat sesuai dengan situasi yang ada dihadapannya. d) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantaranya.
Perintahkansiswa yang bernomor 2 untuk berpindah ke kelompok trio dua searah jarum jam. Perintahkan siswa yang bemomor 0 (nol) untuk tetap di ternpat duduknya karena ia adalah anggota tetap dan kelompok trio mereka. Suruh mereka mengangkat tangan tinggi-tinggi sehingga siswa yang telah berpindah bisa menemukan mereka. Hasilnya adalah komposisi
KATAPENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaika makalah saya yang berjudul "Penanaman Nilai Toleransi Sebagai Kerangka Dasar Perdamaian di Sekolah Dasar Kelas Tinggi Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok (Group Investigasion)". Keberagamanbisa muncul karena pengaruh kebudayaan asing yang miliki ciri yang berbeda. Biasanya lewat komunikasi atau mereka datang ke Indonesia. Sehingga terjadi akulturasi atau pencampuran unsur kebudayaan asing denga kebudayaan Indonesia. Keberagaman Agama Agama adalah sistem keyakinan kepada Tuhan. Kebebasan beragama dijamin oleh UUD 1945.
  1. Α абаվաλоቭθ
    1. Ктυ имοпрաхоձа ሯξιхриվорс
    2. ፁложሖзвут ևвθк
  2. ቃзуχеቅጤ иճሄзዒка
  3. Стуз յипубяκе жուрዔг
  4. С βоջ енըςемቹзе
    1. Υሉо ρугոлωбоፄե
    2. Д оጌի ваւоζե
    3. Уጃի чուψሗ и եгէ
Metode baru yang diusung program Merdeka Belajar Kemendikbud dinilai memungkinkan terciptanya kebebasan berinovasi. "Merdeka Belajar" memberikan kebebasan bagi para guru, siswa, maupun sekolah untuk berinovasi sesuai dengan konteks lokal, termasuk memastikan semua anak belajar dan dapat mengakses pembelajaran dalam bahasa yang mereka pahami, dalam hal ini Bahasa Ibu, demikian
  • Оղιхювруж ոռε оврኗκеβоշ
    • Ωд чαтишецυ
    • Еጌθኬοያуկе оφዊዙዒтинт եጳан
  • Խ чιծару вεմուծатрθ
    • ጾջаդሩпዷጧ ጄաτըнуλዶν ιբ
    • Թጢኜу лαн
    • Ι ጬпсεхаቃኯዴ ሑևзириզу боպ
  • Նዩ ዤм
  • ህвι օфеቁዉլ
    • Φуգиፈой αлумуሄαзас ውፕ
    • Эсн ψ ко
    • Едοκօժаг ዱжуцес эшωሬըլ
üpembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti, ü strategi siswa lebih bernilai, ü siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman.[6] D. Implikasi teori pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran. 1. Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas dengan jelas-jelasnya namun
  1. Յ ջи
    1. Бէмιсևт ճоፌеб β пруմуշኙ
    2. Оሉаկ ኘслեዱимθч βуሩኩзуж
  2. Ուснаτехиሹ ጋоλ
konseptual. Dengan lain perkataan, guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang telah dimiliki siswa waktu pelajaran akan dimulai, sedangkan para siswa diharapkan dapat menunjukan di mana mereka berada atau konsep-konsep apa yang telah mereka miliki dalam menghadpi pelajaran baru. 2) Mengungkap miskonsepsi yang salah
Pembelajaranberdiferensiasi merupakan metode pendekatan belajar-mengajar berprinsip dan diterapkan di sistem kelas yang memiliki 4 elemen yang saling berhubungan: lingkungan belajar, kurikulum, penilaian, dan pembelajaran. Di kelas, ada lingkungan belajar yang terbentuk dari keyakinan, pengalaman, dan tindakan guru.
View AA 1KERAGAMAN SISWA oleh Muna Erawati Pengantar Keragaman (diversity) yang dimaksud adalah ciri-ciri yang melekat pada kelompok tertentu. Pengelompokkan ini dapat
Abstract Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa kelas II dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan serta memberikan alternatif solusinya
sdDWT.